Menunggu Adinda

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Ketika hiruk-pikuk janji dan ilusi kian mencemari otak dan hati, kami sedang menunggumu Adinda. Tak kala harapan hanya sekedar penghias bibir para politisi di warung kopi bolehkah kami menantimu wahai Adinda? Negeri bernama Flobamora ini adalah rumah kita yang senantiasa terbuka untuk setiap anak negeri, tak terkecuali, dirimu Adinda. Siapakah Adinda yang hadir dalam terik politik yang kian memanas dalam merebut kursi di gedung Sasando? Dia adalah Lusia Adinda Dua Nurak istri Gubenur NTT Frans Lebu Raya.

Tak usah bimbang wahai Adinda, dengarkan saja suara anak negeri. Mungkin karena engkau adalah perempuan sehingga namamu tak begitu harum di medan Pilgub NTT. Jika Adinda bukan wanita cerdas dan hebat, mana mungkin bisa mendukung pria yang begitu gemilang di dunia politik. Mendampingi Frans Lebu Raya selama 10 tahun memimpin NTT bukan hal gampang. Adinda juga harus menyandang predikat sebagai Ketua Tim Penggarak PKK dan ketua Dekeranasda NTT. Sebagai ibu dari semua anggota Tim Penggerak PKK yang menjalar hingga desa-desa, nama Adinda pasti dikenal warga. Jangan hentikan langkah lantaran cemooh, sebab anak negeri masih dililit kemiskinan.

Nama Adinda jadi perbincangan publik NTT, bukan karena masa jabatan sang suami yang hampir purna bhakti. Nama nama Adinda meroket karena masuk dalam bursa calon Gubernur NTT dari PDIP, Partai besutan anak pendiri bangsa ini. Munculnya nama Adinda membuat kandidat lain yang mengharapkan pintu PDIP galau bahkan ketar-ketir. Banyak memang yang merasa pesimis dengan kehadiran Adinda di kancah politik NTT. Ada yang memberi stigma buruk, adapula yang menyinggung soal dinasti. Mereka lupa bahwa Indonesia bukan Negara Monarki yang mengenal dinasti. Indonesi negara demokrasi yang rakyatnya memiliki hak untuk memilih.  Sehebat-hebatnya seorang ayah, dia tak mampu berjalan sendiri tanpa seorang ibu dan Adinda telah menghantar sang suami menuju purna bhakti.

Tak usah gentar Adinda, toh kita butuh perubahan di bumi Flobamora. Biarkan orang menilai minor sebab seoang ibu tak mungkin meninggalkan anak-anak dalam kelaparan. Cukup sudah penderitaan dan kerangkeng kemiskinan membelanggu anak negeri. Mungkin sudah saatnya Adinda tampil diantara laki-laki. Tak usah gentar hanya karna mereka perkasa sebab mereka lahir dari rahim seorang ibu dan Adinda adalah wakil semua rahim di bumi Flobamora. Akan banyak rintangan yang hendak menghentikan langkahmu, sebab suhu di medan perang akan semakin panas. Jika Banteng moncong putih memberi restu pada Adinda, niscaya dukungan akan menjadi milikmu.

Biarkan orang mengatai diri mu sebagai penerus Dinasti, toh kita berdiam di negeri demokrasi. Titah Mahkamah Konstitusi telah tegas mengatakan tak ada dinasti di NKRI sebab kita negera Demokrasi. Sejarah juga mencacat bahwa mereka yang jauh dari isu dinasti tidak mampu memberi sejahtera bagi rakyat yang mereka pimpin. Sejarah mencacat pula bahwa Negara monarki yang tetap memelihara dinasti, bisa memberi kesejahteraan bagi rakyatnya. Sebut saja Kerajaan Inggis. Lalu untuk apa harus mendengar cibiran saol dinasti kalau tujuan dan mimpi Adinda hanya untuk memberi sejahtera bagi rakyat Nusa Tenggara Timur. Lihat saja mereka yang memimpin di Kabupaten, tak ada isu dinasti dalam setiap pergantian pimpinan, tapi rakyat  tetap juga miskin hingga mereka purna bhakti

Mereka mencibir, lantaran  tidak tahu tarian dan nyanyian Adinda lewat gerakan PKK yang menjalar hingga setiap desa  Bumi Flobamora. Hanya Adinda yang menyatu dengan ibu-ibu di setiap desa lewat program PKK tanpa hirarki dan mesin partai seperti yang lain. Diantara semua calon tak ada yang mewakili kaum hawa dan hanya Engkau Adinda harapan anak negeri. Ya tinggal engkau harapan satu-satunya Adinda, untuk mewakili kaum perempuan. Jika ada laki-laki  yang mencibir, tanyakan padanya pernahkah dia mendiami rahim seorang perempuan secara gratis selama sembilan bulan. Tak usah gentar Adinda sebab kami menunggumu. (Joey Rihi Ga)

 

 

 

 

 

 

Komentar Anda?

Related posts