Menjaring Mimpi Calon Pemimpin NTT Dalam Diskusi Para Pewarta

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Susana auditorium di Hotel Pelangi Kupang pada Selasa, 31 Oktober 2017 penuh sesak. Pada penghujung bulan yang bertepatan dengan perayaan HUT GMIT ke-70 dan setengah abad reformasi, disaat yang sama ada hajatan diskusi publik yang dihadiri oleh para calon pemimpin NTT yang bakal bertarung dalam kontestasi Pilgub 2018. Kegiatan yang digawangi oleh Komunitas  Wartawan Media Online (Kowmen) NTT memberi ruang bagi pemimping NTT pasca Frans Lebu Raya untuk menyampaikan apa mimpi dan cita-cita mereka membawa NTT kearah yang lebih baik lima tahun mendatang.

Ada empat orang bakal calon pemimpin NTT yang hadir, masing-masing Jecki Uly, Raymundus Fernandes, Robert Soter Marut dan Melki Laka Lena. Acara yang dipandu oleh Pius Rengka tersebut, juga menghadirkan dua orang panelis yakni Zeth Malelak dari Unkris dan Balkis Soraya Tanof dari Undana. Sejumlah aktifis turut ambil bagian dalam dialog publik yang bertajuk “Baomong NTT. Demikian juga dengan para mahasiwa dan elemen masyarakat, hadir memenuhi aula lantai dua hotel Pelangi.

Bakal calon Gubernur NTT dari Partai Nasdem, Jacky Uly memiliki bagimana menggunakan teknologi dalam pemerintahan. NTT kedepan kata Mantan Kapolda NTT ini,  harus menerapkan sistem E-Goverment, E-Budgeting dan E-Planing, jika ingin maju dan terbebas dari stigma miskin dan nepotisme. “Korupsi harus dihindari menggunakan E-budgeting. Jika diterapkan di seluruh NTT dari provinsi hingga kabupaten, maka NTT akan maju dan terbebas dari prilaku korupsi,” ungkapnya.

Bakal calon Gubernur dari PDI Perjuangan, yang juga adalah Bupati Kabupaten TTU dua periode, Raymundus Sau Fernandez mengatakan, selama kebijakan anggaran APBD di Provinsi Nusa Tenggara Timur belum berpihak kepada masyarakat, maka kemiskinan menjadi hal yang mustahil untuk diatasi. “Kita petakan dulu berapa anggaran APBD yang digunakan untuk belanja langsung dan belanja tidak langsung. Kalau belanja tidak langsung masih menjadi dominan, maka ekonomi masyarakat NTT belum bisa bergerak maju,” ujar

Calon Gubernur NTT lainnya, Robert Soter Marut menekankan pentingnya mengeksploitasi keunggulan yang dimiliki oleh NTT untuk mengatasi masalah kemiskinan. “Saya melihat bahwa saat ini kita tinggal menggali dan memanfaatkan potensi yang ada di NTT, dimana saat ini masih banyak potensi yang belum kita kembangkan secara maksimal untuk mengatasi masalah kemiskinan,” ujar Robert Marut.

Bakal calon wakil Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan, NTT mempunyai keunggulan dibandingkan dengan daerah yang lain. Secara nasional, sudah ada kebijakan untuk membangun pusat ekonomi strategis pada daerah perbatasan. “Triliunan uang masuk pada daerah perbatasan. Jika diambil keuntungan untuk mengembangkan sektor ekonomi NTT, saya kira lebih baik. Kedepan, NTT juga harus menggunakan tata kelola pemerintahan berbasis digital. Ekonomi masyarakat NTT juga harus dikembangkan berbasis keunggulan yang kita miliki,” jelas Melky.

Ketua Kowmen NTT, Joey Rihi Ga dalam sambutannya mengatakan Seorang pemimpin harus mampu berpikir melampaui apa yang orang lain pikirkan dan mampu berbuat melampaui apa yang orang lain perbuat. Dengan demikian maka rakyat yang mereka pimpin akan melihat bumi baru dan langit baru.

“Ada tiga jenis kemiskinan yang membelenggu masyarakat NTT yakni kemiskinan alamiah, kemiskinan Kultural dan kemiskinan struktural. Kemiskinan alamiah adalah kemikinan yang terjadi karna memang alamnya miskin sehingga membuat masyarakat menjadi malas. Kemiskinan Kultural adalah kemiskinan yang terjadi akibat budaya yang ada dan kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang terjadi karna kebijakan pemerintah yang tidak pro masyarakat miskin,” Ujar Joey.

Sejatinya seorang politikus dan calon pemimpin, lanjut Joey, harus mampu menjual ide dan program yang cemerlang kepada masyarakat, bukan dengan menebar isu. Dengan menyampaikan ide dan gagasan yang akan dibuat ketika memimpin akan memberi kesempatan kepada masyarakat untuk menilai ide dan gagasan serta program dari seesorang yang ingin menjadi pemimpin NTT kedepan. Mencari simpati rakyat yang berwibawa lanjutnya adalah dengan menyampikan mimpi tentang masa depan kepada rakyat.

“Menjadi pemimpin harus memiliki hati seluas samudera yang tak meluap ketika diguyur dan tak berkurang bila di timba. Pemimpin harus seperti matahari tidak saja memberikan penerangan, pencerahan, transparansi tetapi juga energy kehidupan aksiomatik, tegas tanpa ragu untuk terbit atau terbenam,” pungkasnya.

 

 

 

 

Komentar Anda?

Related posts