Mengenal Melki Laka Lena, Figur Muda Golkar Di Pusaran Pilgub NTT 2018

  • Whatsapp

Empat tahun silam, namanya tiba-tiba menjadi topik perbincangan yang cukup hangat disaat Pilgub NTT. Tidak hanya jadi buah bibir di meja birokrasi, nama Melki Laka Lena yang masih asing kala itu menjadi tanda tanya bagi masyarakat awam. Bagimana tidak, dialah yang mendapat restu dari Partai Golkar untuk mendampingi Ibrahim Agustinus Medah sebagai Calon Gubernur. Keputusan Golkar kala itu membuat panas dingin sebagian orang yang mengingikan Iban Medah berpasangan dengan Hugo Kalembu. Namun Perintah partai adalah amanah yang wajib hukumnya dilaksanakan.

Apa yang terjadi pada tahun 2013 silam, kini kembali terangkat dipusaran Pilgub NTT. Kehadiran Melki Laka Lena di kancah politik lima tahunan di Provinsi NTT seakan meruntuhkan berbagai opini yang selama ini telah mengkristal ditengah masyarakat. Namanya yang masuk dalam survey oleh DPP Partai Golkar, mematahkan peta politik di partai beringin yang katanya telah menjadi milik sang ketua DPD. Kiprah Melki Laka Lena, memang tak terekam secara apik di tanah kelahirannya, Kota Kupang. Lantas siapa Melki Laka Lena itu??

Pria yang lahir di Kupang pada 10 Desember 1976 itu memiliki nama lengkap Emanuel Melkiades Laka Lena. Sekalipun lahir di Kota Kupang, namun banyak yang tidak mengenal Melki Laka Lena sebelum dia datang mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur pada 2013 silam. Kenapa demikian? Karna Melki Laka Lena hanya sebentar saja di Kupang. Ketia dia menamatkan pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1989 dari SDK Bon Bosco 3 Kupang, dia melanjutkan pendidikan ke SMP Seminari Pius XII Kisol namun lulus dari SMPK Ndao, Ende pada tahun 1992. Dia lalu melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Farmasi Kupang, dan lulus tahun 1995. Dari situ dia melanjutkan studi S1 di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan lulus tahun 2001. Sejak itu dia berkarya diluar NTT. Wajar jika ada yang beralasan tak mengenal figur muda yang belum genap berusia 41 tahun itu.

Pada Pilgub 2013 ketika dia maju menjadi Calon Wakil Gubernur, usianya baru 36 tahun. Anak muda yang boleh dibilang bau kencur dalam urusan politik. Namun ketika Golkar memutuskan dia harus maju mendampingi Iban Medah maka disitulah orang sbenarnya bisa meneropong siapa anak muda itu di mata para punggawa Golkar di Ibu Kota. Gelombang dukungan untuk Medah dan Hugo kalembu dari Sumba mampu dipecahkan oleh Melki Laka Lena. Itu lima tahun silam, lalu bagimana dengan saat ini. Bisa saja banyak yang melihat dengan mata sebelah, namun turbulensi politik di partai berwarna kuning tersebut bisa saja terjadi.

Sebagai Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Bidang Pemenangan Pemilu Nusa Tenggara Bali tahun 2016 – 2020 dan Ketua PPK Kosgoro 1957 tahun 2017 – 2020, Melki Laka Lena bukan wajah asing bagi para pengambil keputusan di Partai Golkar.  Surat penunjukan Ibrahim Agustinus Medah dan Emanuel Melki Laka Lena tertuang dalam surat DPP Golkar No R 406/GOLKAR/XII/2012 tentang Pengesahan pasangan calon Kepala Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang ditanda tangani Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie dan Sekjen Idrus Marham, sebenarnya menunjukkan Melki Laka Lena adalah orang dalam di DPP Golkar.

Suami dari Mindriyanti Astiningsih ini cukup populer di kalangan aktivis muda. Karir politik Laka Lena diawali di Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Yogyakarta, yang mengantarnya kemudian menjadi Sekretaris Jendral Pengurus Pusat PMKRI periode 2002-2004. Karir Laka Lena di dunia Politik tidak terlampau mulus. Pada Pemilu Legislatif 2009 dia sempat maju menjadi Calon Legislatif DPR RI dari NTT, namun garis nasib belum menjadi miliknya. Melki juga tercatat sebagai salah seorang Deklarator Organisasi Masyarakat (Ormas) Nasdem.

Ketika DPP Golkar memasukkan nama Laka Lena dalam survey untuk menjaring calon dari Partai Golkar dalam menghadapi Pilgub NTT 2018, tentu bukan tanpa alas an. Kehadiranya mungkin tidak diinginkan sebagian orang namun tanpa terlihat, dia telah merangkul banyak anak muda di NTT. Mereka bahkan telah membentuk relawan Melki Laka Lena. Rasa jenuh pemilih dan masyarakat terhadap figure yang telah berulang kali bertarung di kancah politik Plgub NTT harus menjadi lampu hijau bagi kaum muda untuk mengambil alih pucuk pimpinan di Provinsi NTT. Negeri ini terlalu luas dan butuh tenaga ekstra untuk membangun dan mengangkatnya sejajar dengan daerah lain di Indonesia. (joey rihi ga)

 

Komentar Anda?

Related posts