Meneropong Langkah Politik Awang Notoprawiro di Pilkada Sabu Raijua

  • Whatsapp
Awang Noto Prawiro dan Paket TRP - Hegi

Kupang, seputar-ntt.com – Pertarungan di Pilkada Sabu Raijua yang akan digelar pada 9 Desember 2020 mendatang semakin ramai. Arah dukungan politik dari partai politik sudah final untuk para kandidat. Baik Partai yang memiliki kursi di lembaga DPRD Sabu Raijua maupun partai yang tidak memiliki kursi atau non seat. Yang menarik adalah dukungan partai kepada calon perseorangan atau Independen yakni Pasangan Takem Radja Pono dan Herman Hegi Radja Haba. Pasangan nomer urut 3 yang dikenal dengan Paket TRP – Hegi ini didukung oleh dua partai yang memiliki kursi yakni Golkar dan Hanura. Partai Golkar memiliki tiga kursi dan menempatkan anggota sebagai Wakil Ketua DPRD. Partai Hanura memiliki dua kursi. Sementara dua partai lainnya adalah Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Berkarya.

Saat deklarasi Paket TRP – Hegi, bendera partai pendukung cukup ramai berkibar dijalan-jalan Sabu Raijua. Dari warna kuning, kuning tua, hingga biru langit. Semuanya berkibar seperti menantang musim panas di bumi sejuta lontar. Masing-masing Partai juga mengirim utusan untuk menghadiri deklarasi hingga menyampaikan orasi politik. Partai Golkar diwakili oleh Ketua DPD II Partai Golkar Sabu Raijua, Simon Dira Tome, Partai Hanura langsung diwakili Ketua DPD I Partai Hanura NTT, Refafi Gah. Sementara Partai PAN diwakili oleh dua nggota DPRD Kota Kupang masing-masing Simon Dima dan Lif Ratu Kadja serta Ketua DPC PAN, Sabu Raijua Yesua Koroh yang didaulat menyampaikan orasi politik.

Yang menarik dari partai pendukung adalah sosok dibalik layar yang akhirnya menjatuhkan pilihan bagi koalisi rakyat yakni Paket TRP – Hegi. Awang Notoprawiro tak disangka akan memberikan PAN kepada Takem Radja Pono dan Hegi Radja Haba. Pasalnya politisi yang kalem dan jarang bicara itu, sulit untuk menerka langkah politiknya. Dalam hajatan Pilkada pilihan politik Awang Notoprawiro selalu berakhir dengan kemenangan. Tak bisa dipungkiri bahwa Awang Notoparwiro adalah sosok dibalik suksesnya paket FirmanMu di Kota Kupang yang berhasil mengantar Jefri Riwu Kore dan Herman Man sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota saat ini. Sekalipun gagal meraih kursi ke Senayan, tapi pengaruh Awang Notoprawiro di PAN sangat besar. Hal ini bisa dibuktikan saat dia kembali terpilih sebagai Ketua DPW PAN NTT saat Rakerwil belum lama ini.

Media ini lalu mencoba untuk mencari tahu kenapa sampai PAN tidak lagi satu perahu dengan kolega politik di Pilkada Kota Kupang kali lalu. Awang Notoprawiro memiliki jawaban yang taktis. Jawaban pertama adalah karena yang lebih dahuu melakukan pendekatan untuk mendapat PAN adalah Takem Radja pono. Aalasan kedua kata Awang adalah, jejak PAN di Sabu Raijua dalam mendukung pembangunan lewat kader mereka yang ada di Senayan. Dua alasan itu yang dikemukakan oleh Awang Notoprawiro kenapa akhirnya partai berlambang matahari itu harus berlabuh di perahu TRP-Hegi di Pilkada Sabu Raijua. Awang Notoprawiro memang bukan sosok yang asing bagi orang Sabu, apalagi mereka yang hidup di Kupang. Karena itu dia sudah bertekad akan mendukung penuh calon yang di dukung oleh PAN di Sabu Raijua

“Sabu Raijua adalah daerah yang selalu ada dalam hati kami. Saya banyak bergaul dan mengenal banyak tokoh dari Sabu Raijua. Sebagai Partai yang non seat, kami tidak terlalu berpikir untuk mengarahkan dukungan politik hingga suatu saat Pak takem Radja Pono datang bertemu untuk meminta PAN mendukung mereka di Pilkada Sabu Raijua. Waktu itu saya masih bilang PAN tidak punya kursi, tapi jawaban Pak Takem waktu itu adalah saya butuh kaka Awang dalam perjuangan ini. Jawaban itu yang kemudian tidak bisa saya tolak,” ungkap Politisi yang juga pengusaha ini.

Awang Notoparwiro mengatakan, PAN tidak tiba-tiba saja mendukung pasangan calon TRP – Hegi untuk berlaga di Sabu Raijua. Pada periode pertama pemerintahan Bupati Marthen Dira Tome dan Nikodemus Rihi Heke, PAN telah mengambil bagian dalam membangun Sabu Raijua lewat salah satu Anggota Fraksi PAN di DPR RI yakni Almarhum Lorens Bahang Dama. Bantuan yang diberikan waktu lalu adalah untuk membangun Bandar Udara di Sabu Raijua. Namun dalam perjalanan, Lorens Bahang Dama meninggal dunia sehingga tidak ada lagi yang mengawal pembangunan bandara dari senayan. “Kami sudah punya perjalanan di Sabu Raijua sehingga tidak ujuk-ujuk mendukung pasangan yang kami anggap memiliki kompetensi untuk membangun Sabu Raijua kedepan,” kata Awang.

Awang Notoprawiro mengatakan, dalam pertarungan Pilkada untuk merekbut tampuk kekuasaan maka semua hal dikorbankan. Tidak saja biaya dan waktu tapi juga harga diri yang dipertaruhkan. Yang menang pasti akan bertepuk sorak sementara yang belum berhasil pasti tertunduk lesu. Karena itu tidak jarang, berbagai intrik akan dilakukan masing-masing tim untuk memperangaruhi masyarakat sehingga bisa memilih calon yang mereka dukung. Walaupun berbeda pilihan politik, Awang Notoprawiro berpesan tetaplah menjaga hubungan persaudaraan sebab hajatan politik hanya sesaat tapi hubungan kekerabatan berlangsung selama kita hidup.

“Setiap kita pasti akan berusaha untuk menang. Karena itu dalam menentukan calon yang kita dukung juga sudah kita lihat akar rumput seperti apa. Tapi dalam semua proses yang ada kita tidak boleh kehilangan akal sehat lalu menyerang lawan politik tanpa berpikir. Semua orang ingin menang tapi harus dengan cara-cara yang bermartabat dan tidak boleh saling melukai. Saya di Sabu Raijua mendukung Pak Takem yang saya yakini akan memenangkan pertarungan ini,”pungkas Awang Notoprawiro. (joey rihi ga)

Komentar Anda?

Related posts