Maret, NTT Alami Deflasi 0,43 Persen

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com—Pada bulan Maret 2018, komoditi beberapa makanan mendorong Provinsi NTT mengalami Deflasi sebesar 0,43 Persen, begitu juga dengan Kota Kupang 0,56 Persen, sedangkan Kota Maumere mengalami Inflasi sebesar 0,39 Persen.

Hal ini diungkapkan Kepala BPS Provinsi NTT, Maritje Pattiwaellapia saat jumpa pes di ruang rapat BPS NTT, Senin (2/3/2018).

Diakui Maritje bahwa pada bulan Maret, beberapa komoditi terutama makanan mengalami penurunan, namun ada juga yang mengalami kenaikan, sehingga member andil Provinsi NTT terutama Kota Kupang mengalami Deflasi.

“Jadi kalau lihat lagi pada bulan Februari, itu mengalami Deflasi juga sebesar 0,15 Persen, dan di Maret juga masih alami Deflasi yang cukup tinggi juga yakni 0,43 Persen,” ujar Maritje.

Menurut Maritje, hal ini juga tidak terlepas dari kondisi alam yang mendukung, dimana selama beberapa bulan ini cuaca cukup bagus, curah hujan juga cukup, maka banyak komoditi terjaga di pasar. Sehingga harga juga bisa terjaga oleh pedagang dan konsumen, dalam hal ini untuk komoditi yang bisa mempengaruhi Deflasi dan Inflasi.

Maritje menegaskan, kalau melihat Inflasi dari tahun ke tahun, target nasional Inflasi maksimal sebesar 3,5 tapi Provinsi NTT hanya mencapai 2,25, Persen ini jauh lebih terkendali, dan saat ini secara nasional sudah mencapai 3,4 Persen.

“Kalau kita lihat menurut kelompok pengeluaran, inflasi umum kita masih juga alami deflasi 0,43 Persen disebabkan dari komponen atau kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar deflasi 1,53 Persen, cukup tinggi dan juga dipengaruhi oleh kelompok pengeluaran transport,” tambahnya.

Untuk itu, tambah Maritje, kalau untuk bahan makanan pendorong deflasi ada beberapa jenis yakni sawi hijau, ikan cakalang, tomat sayur, sayur bayam, daging ayam ras dan ikan kembung, sedangkan penyumbang inflasi yakni sawi putih, kangkung, dan beras, walaupun tidak terlalu tinggi. Sehingga perlu dijaga dan dikendalikan terutama menyongsong bulan puasa.

“Memang ulan puasa jath pada bulan Mei, mudah-mudahan pada bulan April kita masih alami deflasi. Kalau kita melihat polanya dari Dsember yang puncak inflasinya tinggi yakni 1,22 Persen, lalu alami penurunan terus dari Januari-Maret terus alami deflasi, itu yang kita harapkan,” harap Maritje.

Sedangkan kalau Lihat kelompok pengeluaran makanan jadi alami inflasi, kata Maritje, makanan jadi itu ada beberapa komoditi seperti rokok. Kemudian kalau untuk perumahan adalah bahan bakar rumah tangga juga mendorong alami inflasi sebesar 0,04 Persen. Untuk beberpa komoditi ini kecil sekali, seperti kesehatan.

“Namun untuk transportasi alami deflasi, karena kita tahu betul bulan Maret walaupuan ada Paskah tapi tidak bergejolak. Jadi transportasi stabil dibanding Februari 2018, yang masih sebagai penghambat inflasinya, jadi deflasinya 0,58 Persen.

Kalau melihat Kota Maumere, papar Maritje, memang terbalik dengan Kota Kupang maupun Provinsi NTT secara umum, Kota Maumere justru alami inflasi.

“Kalau kita amati dari Desember justru yang puncaknya Inflasi untuk NTT yakni 1,22 Persen, Maumere justru inflasinya tidak terlalu tinggi, bahkan di Februari kemarin atau Maret justru inflasinya lebih tinggi sedikit yakni 0,01 Poin dibandingkan bulan Desember,” katanya. (ira)

Komentar Anda?

Related posts