Maju di Pilgub NTT, Dira Tome Perang Dengan Kemiskinan dan Pengangguran

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Niat untuk mengubah Provinsi NTT menjadi lebih baik dari saat ini menjadi cita-cita dan mimpi setiap anak bangsa yang terlahir di wilayah yang akrab disebut Flobamora. Provinsi yang punya banyak stigma negatif ini baru akan menggelar hajatan Pemilihan Gubernur pada tahun 2018. Tak ayal lagi, sudah banyak figur yang sudah menyatakan siap bertarung demi NTT yang lebih baik. Mulai dari figur muda hingga Renta rama-ramai maju untuk menjadi gubernur pasca Frans Lebu Raya.

Dari sekian figur yang sudah menyatakan diri maju, ada Bupati Sabu Raijua Marthen Dira Tome yang telah menyampaikan niat dan tekadnya untuk maju dalam hajatan lima tahunan di NTT ini. Cita-Citanya sederhana yakni ingin berperang dengan kemiskinan yang telah lema membelenggu masyarakat NTT. Tidak cuma kemiskinan, pengangguran juga adalah musuh utama Dira Tome jika nanti memperoleh legitimasi masyarakat NTT.

“Pikiran saya sejalan dengan yang disampaikan Pak Presiden Jokowi, bahwa problem di NTT hanya dua; kemiskinan dan pengangguran. Butuh cara yang tepat untuk memerangi dua hal ini, Saya berani memberi garansi bahwa kalau saya dipercayakan memimpin NTT, maka saya akan lakukan seperti apa yang sudah  dilakukan di Sabu Raijua,” tegas peletak dasar pembangunan di Sabu Raijua ini.

Pengalaman merubah Sabu Raijua yang tandus hingga mampu menemukan potensi-potensi unggulan menjadi dasar yang kuat kenapa Dira Tome berani maju dalam Pilgub NTT. Sosok Politisi muda yang besar dalam badai persoalan ini tidak mau melihat anak-anak NTT menjadi babu di negeri orang. Untuk itu penciptaan lapangan kerja merupakan jalan bagi mereka untuk tidak lagi mengais rupiah di negara lain.

Dira tome mengatakan bahwa aspirasi dan dukungan yang mucul ke permukaan merupakan cita-cita dan harapan masyarakat yang harus disikapi secara bijak. Sebagai mantan birokrat, dia telah memilih jalan untuk mengabdi kepada masyarakat dan dia memilih jalan politik. “Politics is way of my life” ungkapnya.

Sebagai putra NTT yang memiliki hak politik maka Marthen Dira Tome menyadari benar bahwa dengan cara itulah dia bisa menolong lebih banyak orang lewat berbagai kebijakan pembangunan. Dia tak menampik bahwa NTT memiliki segudang persoalan yang membutuhkan kerja keras sehingga pandangan minus tentang NTT yang miskin berangsur sirna.

“Ada berbagai persoalan di NTT yang membutuhkan penaganan segera yakni kemiskinan, pendidikan, kesehatan masyarakat serta lapangan kerja. Persoalan yang kami hadapi di Sabu Raijua sama seperti kondisi secara umum di NTT. Oleh karena itu pemimpin NTT kedepan harus bisa membuat inovasi-inovasi baru sehingga persoalan yang ada segera teratasi,” katanya.

Dia mengakui bahwa untuk bertarung menjadi NTT 1 bukan hal yang gampang. Pasalnya ada 22 kabupaten/kota dengan jumlah penduduk mencapai hampir empat juga jiwa. Namun dalam setiap keputusan kata Marthen tentu ada resiko-resiko. Seorang petarung katanya tidak boleh menyerah ketika melihat gunung yang tinggi didepannya tapi harus memikirkan bagimana cara mendaki gunung tersebut sehingga bisa mencapai puncak.

“Kita tidak bisa mengandalkan suara dari Sabu Raijua. Kita sadar bahwa suara kita tidak banyak, tapi ketika kita bisa menyampaikan secara baik apa mimpi kita, apa yang menjadi ide dan gagasan kita dalam membangun maka masyarakat NTT bisa menilainya secara objektif. Sudah saatnya daerah ini tidak lagi terkotak-kotak dalam kepentingan Suku, Agama dan Ras. Masyarakat NTT harus mampu berpikir secara utuh  bagimana NTT kita bawa ke masa depan yang lebih baik,” ujarnya. (joey rihi ga)

Komentar Anda?

Related posts