Kuota BBM Untuk Lembata Dikurangi, Nae Soi Telepon Kasabandar Larantuka

  • Whatsapp
Calon Wakil Gubernur NTT, Josef ae Soi sedang berbincang denga masyarakat yang mengantri BBM di Lewoleba

LEWOLEBA, seputar-ntt.com – Masalah berkurangnya kuota BBM ke Lembata yang yang berimbas pada antrian yang berjam-jam dalam dua bulan terakhir, menjadi keprihatinan Cawagub NTT Josef Nae Soi. Setelah menyaksikan derita warga yang rela antri hingga belasan km, Nae Soi langsung menelpon Kepala Sabandar (Kasabandar) Larantuka. Ia meminta segera meninjau kembali kebijakan pengurangan kuota BBM ke Lembata karena sangat merugikan dan meresahkan masyarakat Lembata.

“Saya sudah telpon kepala Sabandar Larantuka agar segera, paling lama dalam minggu ini, kebijakan pengurangan kuota BBM ke Lembata ditinjau kembali agar situasi menjadi normal,” kata Penasehat dan Staf Khusus MenkumHam ini kepada wartawan di Lewoleba, Selasa (27/3/2018).

Nae Soi juga telah meminta perhatian serius Kasabandar Larantuka agar mencari alternatif solusi lain bukan dengan cara mengurangi kuota BBM ke Lembata dari 20 ton menjadi 10 ton per hari. “Kalau karena aturan dan demi keselamatan maka jangan dengan cara kurangi kuota tapi bisa cari kapal lain atau bisa diangkut dua kali sehari sehingga kuota 20 ton tetap terlayani,” jelas mantan anggota DPR RI dua periode ini

Menurut dia, jika dalam pekan ini tidak ada solusi maka terpaksa ia menekan langsung ke Dirjen Pehubungan Laut di Jakarta agar sebaiknya mencopot kepala sabandar Larantuka. “Saya sudah kasih pinalti kepala sabandar, kalau dalam minggu ini tidak selesai, saya akan tekan dari Dirjen Perhubungan Laut untuk copot saja. Karena kebijakan ini sangat merugikan masyarakat Lembata,” tegas Politisi Golkar ini.

Wakil Ketua DPRD Lembata, Johanes Derosari mengatakan,
masalah kuota BBM memang sedang meresahkan masyatakat Lembata. “Masalah BBM ini sangat sensitif saat ini. Kami minta Bapa Josef tolong bantu rakyat Lembata dengan menelpon Menteri Perhubungan agar kebijakan Syabandar Larantuka yang mengurangi kuota ke Lembata dari 20 ton menjadi 10 ton per hari, bisa ditinjau agar tidak menyusahkan masyarakat Lembata,” kata Hoat.

Ia menjelaskan, sebenarnya sudah enam bulan ada kebijakan kuota 20 ton ke Lembata namun dua bulan terakhir kebijakan itu dirubah tanpa alasan yang jelas. Akibatnya, rakyat yang sengsara karena harus antre BBM berjam-jam. “Ini kebijakan yang keliru,” katanya.

Cawagub Nae Soi sempat menyambangi para pengendara motor yang sedang antre. Ia meyainkan warga bahwa masalah ini segera teratasi melalui jaringannya. “Bersabar ya, dalam minggi ini sudah bisa teratasi,” ujar Nae Soi.

Seperti disaksikan mediantt.com,
antrean panjang terjadi di Lewoleba. Pengendara roda dua dan empat rela antre demi mendapatkan bensin yang dijatahkan hanya 15 ribu sedangkan mobil hanya 100 ribu.

“Kami sudah antre dari jam 6 pagi, dan ada yang dari kemarin. kami mohon bapa Cawagub Jos Nae Soi yang mau datang bertemu kami dan melihat penderitaan kami ini, bisa bantu kami atasi masalah BBM ini,” kata Rony, yang diamini rekan lainnya yang sedang antre BBM. (jdz)

 

Komentar Anda?

Related posts