Komisi IV DPRD Kota Beri Saran Soal Dana Bos

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt – Dengan masih ada sekolah di Kota Kupang yang dana BOS-nya belum dicairkan. Maka Sekreataris Komisi IV DPRD Kota Kupang, Yuvensius Tukung sarankan Dinas Pendidikan untuk tidak tinggal diam ditempat, tapi lakukan monitoring ke sekolah tersebut, guna bisa mengetahui kendalanya.

Hal ini diungkapkan politisi Nasdem ini kepada wartawan di Kantor DPRD Kota Kupang, Senin (22/10/22018).

Ia mengatakan, alasan belum dicairkan dana BOS tersebut dikarenakan belum ada laporan dari sekolah. Hal ini tentunya dinas tidak hanya menunggu, tapi  dapat memberikan dorongan agar tidak menjadi problem soal dana BOS bagi sekolah.

“Subtansi dari dana BOS tersebut untuk membiayai operasonal kebutuhan sekolah, sehingga sekolah-sekolah yang masih lambat masukkan laporan dinas harus mengejot guna mencari tahu apa problemanya,” kata Yuven.

Diakuinya, dalam kepemimpinan pada sebuah sekolah tentunya masih ada kepala sekolah yabg kemampuan minerjerialnya lemah, sehingga disarankan dalam pengangkatan kepala sekolah hatus meilihat asas kampuan.Tapi tentunya diharapnya politikannya bukan akibat sekolah lambat lalu diberikan hukum.

Namun, tambahnya hal ini peran dinas bagiamana mencari tahu titik berat sekolah dalam pembuatan laporan guna suptansi dari dana BOS bisa terwujud.

“Sejak kapan saya tidak ketahui, namun masih ada beberapa sekolah yang dana BOS-nya belum bisa dicairkan karena belum masukkan laporan,sehingga itulah kita sarankan peran dinas dalam memonitoring sekolah tersebut-sekolah tersebut,” lanjutnya.Karena jika adanya pembiaran, maka terkesan sebuah problem meninggalkan problem tanpa ada solusi.

Menurutnya, soal mencairkan ini pekerjaan yang tidak merumitkan dengan harus melalui laporan admisntrasi yang menyulitkan.Karena Presiden Jokowi telah mengatakan untuk memangkas jalur koordinasi yang panjang, maka peran dinas sangat dibutuhkan.

“Kasihan dengan sekolah yang dana BOS-nya belum cair dapat mempengaruhi hilangnya semangat mengajar dan sebagainya dari para guru.Sehingga hal ini yang perlu dipikirkan,” tegasnya.

Apa lagi, tambahnya waktu tinggal dua bulan dan hidup bagi mereka guru yang mengabdi dengan diupah dari insentif tentunya sangat sedih dalam menjalakan tugas mereka, baik biaya tranpsortasi dan kebutuhan lainnya.

“Kasihan mereka yang mengabdi dengan membibing anak-anak didaerah ini sebagai penerus bangsa yang cerdas yang  bergantung  dari dana tersebut harus mengali lubang, dengan harapan  cair bisa ditutup, tapi malah pencairannya pung tak kunjung tiba,”katanya.(riflan)

Komentar Anda?

Related posts