“Koleksi” Lembata Sulap Limbah Plastik Menjadi Piring

  • Whatsapp

Lewoleba, seputar-ntt.com – Gelas plastik dari minuman seperti teh gelas, frutamin dan ale-ale, ternyata dapat disulap menjadi piring plastik yang dianyam menyerupai piring rotan. Dalam berbagai bentuk dan beraneka warna, bulatan atas yang menyerupai cincin dari gelas plastik tersebut digunting, dirangkai lalu diikat dengan rapih dengan tali tambang ukuran paling kecil.

Jika bahan dasar seperti gelas plastik dan tali tambang telah siap, proses pembuatan mulai dari pemisahan cincin atas gelas, penganyaman sekaligus hingga mengikat dan menghasilkan 1 buah piring plastik siap pakai, hanya membutuhkan waktu rata-rata 30 menit.

Hal ini dibuktikan belasan Ibu Rumah Tangga (IRT), di kelurahan Lewoleba Tengah, kecamatan Nubatukan, Lembata, ketika mengikuti pelatihan pengolahan limbah plastik di salah satu rumah warga, Jumad (27/05/16). Pelatihan yang diselenggarakan Komunitas LewolebaKu Bersih (KOLEKSI) ini walau hanya berlangsung 2 jam, namun langsung menyulap tangan belasan IRT di kelurahan tersebut menjadi trampil.

Koordinator KOLEKSI, Aron Langobelen kepada seputar-ntt.com disela-sela pelatihan menjelaskan, pengolahan limbah plastik ini selain bertujuan untuk mewujudkan kota Lewoleba bersih dan bebas plastik, juga mengajarkan kepada masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga tentang keterampilan yang bernilai ekonomis.

Sebab menurut Aron, fakta di Kota Lewoleba saat ini banyak ditemukan di jalan-jalan atau di halaman rumah warga, sampah plastik berserakan, dimana jika dibiarkan akan mengancam kesehatan warga dan sebaiknya diolah untuk sesuatu yang berguna dan bernilai ekonomis.

Aron menghimbau masyarakat Lembata, terutama yang berada di kota Lewoleba yang berkeinginan untuk menggikuti pelatihan yang sama agar menghubungi KOLEKSI. Dia dan beberapa rekannya dalam komunitas siap memberikan pelatihan ini tanpa dipungut biaya. “Di kelurahan lain kita bisa buat pelatihan yang sama asalkan masyarakat terutama ibu-ibu mau ikut”, ujar Aron.

Mahasiswa semester VII di Universitas Terbuka ini juga mengharapkan agar pelatihan semacam ini perlu didukung pemerintah Kabupaten Lembata, minimal  dengan ikut memfasilitasi agar masyarakat dapat terlibat aktif. Tanpa pemerintah ikut mengintervensi, bagi Aron program semacam ini akan mengalami banyak kendala. Broin Tolok

Komentar Anda?

Related posts