Kisah Viktor Laiskodat Bertemu Teman Kelas di Perbatasan Nian Tana Sikka

  • Whatsapp

Maumere,seputar-ntt.com – Langit tak henti-hentinya menangis, mencurahkan air mata bahagia bagi bumi yang kerontang. Rombongan Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josef Nae Soi meninggalkan Kota Maumere manise dalam kondisi hujan dan angin. Mereka akan menuju ujung Pulau Flores, tepatnya di Kota Renha Rosari Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Rombongan ini telah melakukan perjalan darat dari Ujung Barat Pulau Flores yakni dari Labuan Bajo, Manggarai Barat dalam rangka safari politik menghadapi Pilgub NTT 27 Juni 2018.

Ketika Rombongan tiba di Perbatasan Kabupaten Sikka dengan Flores Timur, tepatnya di Desa Boganatar Kecamatan Talibura pada Kamis 1 februari 2018, ratusan simpatisan dengan sepeda motor sudah menyambut pasangan yang dikenal dengan sandi politik Paket Victory-Joss itu. Gerimis hujan seperti tak mau ketinggalan untuk menyambut calon pemimpin NTT itu ketika tiba di depan Gereja Paroki St. Yohanes dimana masyarakat telah menunggu. Di depan gereja, Viktor Laiskodat dan Josef Nae Soi disambut dengan sapaan adat dan percikan air kehidupan dari buah kelapa muda sebelum diiring masuk ke Aula gereja tempat masyarakat menanti.

Diantara begitu banyak massa, ada satu sosok yang sudah menantikan kehadiran Viktor Laikodat. Dia adalah Piet Sera, teman satu kelas Viktor Bungtilu Laiskodat ketika bersekolah di SMA PGRI Kupang. Sejak nama Viktor Bungtilu Laiskodat ramai dibicarakan dalam kontestasi Pilgub NTT dan informasi itu sampai ke telinganya, dia berharap bisa bertemu langsung dengan teman satu kelas dimana masa remaja mereka dihabiskan dalam seribu kisah. Bagimana tidak, setelah puluhan tahun berpisah sejak lulus SMA mereka tak pernah berjumpa lagi. Viktor merantau ke Jakarta dan Piet memilih pulang kampung halaman. Walaupun demikian, waktu tak menggerogoti kenangan mereka ketika masih berpakaian putih abu.

“Tadi saya sengaja tidak mau tegur duluan tapi tenyata pak Viktor langsung memukul perut saya dan dia bilang kau disini?. Kami berpelukan dan saya begitu bahagia bercampur haru. Kami sahabat baik waktu sekolah. Dia tidak berubah, dari dulu yang saya kenal dia seperti itu, aura pemimpinnya sudah ada. Dulu kalau ada yang berani cari hal dengan kami maka dia yang jadi pemimpin kami untuk berkelahi,” ujar Piet sambil tertawa.

Dia mengatakan, Banyak orang yang tidak percaya ketika dia mengatakan bahwa Viktor Laiskodat yang calon Gubernur NTT itu adalah teman sekolahnya. Maklum saja, dia hanyalah masyarakat yang memilih hidup damai di kampung bersama keluarga sedangkan Viktor Laiskodat adalah sosok yang disegani dan politisi nasional. Sebagai Ketua Fraksi Nasdem di DPR RI, tentu Viktor adalah salah satu figur yang menentukan hitam putihnya politik negeri ini dan tentu juga sosok yang berada dibalik setiap kebijakan pemerintah secara nasional. Tak mudah memang bagi seorang Piet Sera untuk meyakinkan teman-teman dan sahabatnya di Boganatar bahwa Viktor Laiskodat adalah teman sekolahnya.

“Saya kemudian mencari tahu siapa tim pemenangan di Desa dan kecamatan dan saya langsung mendaftarkan diri menjadi relawan untuk Paket Victory-Joss. Saya bilang kepada mereka, Itu calon Gubernur adalah teman sekolah saya, tapi mereka tidak percaya. Tadi setelah saya berpelukan dengan pak Viktor baru mereka percaya. Bahkan pak Viktor tetap memeluk saya di depan begitu banyak orang. Dia memang seperti itu dengan teman. Dari SMA dia tipe orang yang setia kawan,” ungkap Piet Sera.

Dia mengisahkan, ketika waktu sekolah di SMA PGRI Kupang, mereka sering diajak oleh Viktor Laikodat ke Pulau Semau ketika liburan tiba. Berbagai kisah lucu diceritakan oleh Piet yang nampak begitu bahagia karena bertemu sahabat yang kini menjadi calon pemimpin NTT. Ditanya saat berbincang dengan Viktor Laiskodat apa saja yang dibicarakan, Piet mengatakan Viktor bertanya soal keluarga dan pekerjaannya.

“Pak Viktor Tanya Lu kerja apa disini. Saya bilang saya hanya petani. Lalu dia tanya lagi anak ada berapa orang dan sekolahnya bagiamana?. Saya jawab anak ada 3 orang, dua orang sudah SMA. Lalu pak Viktor Bilang, nanti kalau mereka sudah lulus SMA saya yang akan kasih kuliah mereka supaya mereka jangan tinggal di kampung seperti saya kata beliau. Saya terharu dan bersyukur kepada Tuhan kami bisa bertemu,” kata Piet.

Pantauan media ini, ketika acara pertemuan dengan masyarakat selesai, Piet terus menempel disamping Viktor Laiskodat. Dia juga mengantar Viktor hingga di Mobil. Sambil melambaikan tangan, matanya berkaca-kaca. Entah apa yang berkecamuk dalam bathinnya, hanya seorang Piet Sera yang tahu. (joey rihi ga).

 

 

Komentar Anda?

Related posts