Ketupat Lewolein ditengah Buruknya Kondisi Jalan Lewoleba – Kedang

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Ketupat Lewolein menjadi penganan yang banyak diburu oleh setiap orang ketika datang ke Kabupaten Lembata. Jauh sebelum ketupat yang dijual warga lokal ini mulai punya nama, masyarakat yang kerap menempuh perjalanan Lewoleba – Kedang atau sebaliknya sudah lama mengenal ketupat lewolein. Pasalnya itulah makanan pengusir lapar dipertengahan perjalanan Lewoleba – Kedang.

Jumat 22 April 2016, Seputar NTT bersama beberapa teman wartawan ingin merasakan ketupat Lewolein. Ketupat Lewolein bisa dinikmati bersama lauk dari berbagai hasil laut seperti ikan, kerang, gurita maupun cumi-cumi. Harganya cukup murah tapi nikmatnya luar biasa dan Loksinya eksotis karena berada persis di tepi pantai yang telah menjadi objek wisata bahari di Lembata.

“Kami sudah berjualan cukup lama di tempat ini pak. Ini sudah menjadi mata pencaharian kami sejak lama. Saya jualan sejak saya masih dibangku” kata Lisa Witak, warga Ile Ape yang mengaku sudah berjualan ketupat sejak 10 tahun terakhir.

Harga ketupat lewolein dengan lauknya cukup murah. Dengan uang kurang dari Rp.10 ribu, sudah bisa menikmati ketupat bersama lauk. Untuk tiga buah ketupat dijual dengan harga Cuma Rp.2000 dan satu piring lauk seperti gurita atau kerang cuma Rp.5000.

“Penghasilannya tidak terlalu banyak, tapi cukup untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Kami mulai jualan dari subuh hingga pukul 20:00 Wita. Rata-rata orang yang menempuh perjalanan baik dari Lewoleba ke Kedang maupun sebaliknya selalu singgah untuk makan ketupat,” ungkap Arlin Making penjual ketupat Lewolein.

Kita lupakan sejenak nikmat dan murahnya ketupat Lewolein. Ternyata untuk sampai kelokasi kuliner tradisional ini, harus melewati kondisi jalan yang cukup buruk. Ruas Jalan paling parah berada di ruas Waienga-Lewolein. Kondisi jalan ini berbanding terbalik dengan kehidupan banyak orang berasal dari kampong yang jalannya rusak ini.

Sebut saja, ada Anggota DPRD NTT, Gabriel Suku Kotan yang kini sedang mengadu nasib dalam hajatan politik Pilkada Lembata 2017 nanti. Ada juga Kepala Dinas Pendidikan NTT, Sinun Petrus Manuk yang kampungnya berada di samping gunung Ile Ape. Ada Beny Wahon, salah satu pejabat Eselon III pada Dinas Pariwisata dan kebudayaan NTT dan sejumlah nama pejabat lainnya yang mungkin melupakan kondisi kampong halamannya.

“Dari jalur jalan ini ada banyak pejabat pak, ada anggota DPRD dan pejabat lainnya, tapi mereka tidak pernah melihat kondisi jalan di kampung mereka. Minimal mereka bisa bilang ke Pemerintah Daerah untuk memperhatikan jalan yang menjadi urat nadi perekonomian masyarakat,” kata Jhon Bediona, warga Desa Dike Sare Kecamatan lebatukan. (joey)

Komentar Anda?

Related posts