Ketika Dira Tome dan Andre Koreh Satu Meja di Pencak Silat

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Senja baru saja meninggalkan warna jingga dilangit pulau Timor. Namun suasana di salah satu ruang meeting di Hotel Naka terasa panas sekalipun dipasangan alat pendingin. Diruangan itu para puluhan orang yang rata-rata menggunakan pakian hitam khas pakaian seorang pesilat sedang membahas siapa ketua Ikatan Pencak Silan Indoensia (IPSI) NTT periode 2016-2020 dalam kegiatan Musprov IPSI NTT.

Sementara di restoran hotel yang baru seumur jagung beroperasi tersebut terlihat Kepala Dinas PU Provinsi NTT, Andre W. Koreh sedang berbincang serius dengan salah satu peserta yang juga berpakaian silat. Enath apa yang mereka bicarakan. “itu Jhony Lumba” kata seorang teman jurnalis yang juga ikut meliput pemilihan ketua IPSI NTT tepat dipenghujung bulan kelima, Selasa (31/5/2016).

Andre Koreh yang nampak tenang sekalipun ada beberapa orang yang datang berbisik kepadanya seperti sedang mengatur strategi. Sebelum kegiatan Musprov IPSI NTT, tersiar kabar jika Andre Koreh tidak mau lagi menahkodai perahu para pesilat ini. Ada satu nama yang santer disebut yakni Kepala Dinas Kesehatan Provinai NTT, Cornelius Kodi Mete. “Kami sedang lobi tingkat tinggi,” kata salah satu Ketua Pengcab saat disapa Seputar NTT.

Ruangan rapat Musprov IPSI NTT kian memanas ketika sampai pada pengajuan nama calon yang diusulkan untuk dipilih menjadi Ketua IPSI NTT. Dua kubu mulai terlihat ketika ada usulan dari pimpinan rapat Maks Nggeolima apakah pengajuan calon dilakukan secara tertutup atau terbuka. Ada 16 orang yang mengangkat tangan setuju untuk pengajuan nama calon secara terbuka.

Dalam pengajuan calon ini, dinamika kian kental, siapa kawan dan siapa lawan seperti sudah kasat mata. Ada beberapa pengurus perguaruan tinggi yang keluar secara diam-diam dari ruang rapat dan menemui Andre Koreh di restoran. Sekali lagi entah apa yang dibicarakan. Dalam ruang rapat nama Andre Koreh disebut pertama secara terbuka untuk diusulkan sebagai ketua.

Para peserta banyak yang malu sehingga mereka hanya mencatat nama calon ketua yang disulkan dengan menulis diatas kertas secara rahasia dan disampaikan ke pimpinan rapat. Dari situ tersebut dua nama yakni Andre Koreh dan Marthen Dira Tome. Keduanya harus dihadirkan untuk menyatakan bersedia dipilih sebelum para peserta menentukan pilihan secara rahasia.

Andre Koreh yang berpakian silat seperti peserta rapat masuk lebih dulu masuk ke dalam ruangan rapat ketika kandidat diminta untuk hadir. Tak sampai lima menit Marthen Dira Tome muncul. Dengan baju putih lengan panjang, bupati Sabu Raijua melangkah pasti masuk dalam ruangan. Moment yang paling ditunggu baik oleh peserta Musprov adalah ketika Marthen dan Andre bertemu dalam satu meja dan duduk berdampingan.

Tak bisa dipungkiri bahwa Kedua orang ini sering digosipkan media bahwa memiliki hubungan yang tidak harmonis. Namun hal itu terbantahkan ketika keduanya saling jabat tangan disertai cipika-cipiki atau cium pipi kiri dan kanan. Satu hal yang tak terbantahkan adalah mereka harus satu meja dan duduk bersebelahan adalah karena pencak silat. Olah raga beladiri milik bangsa lah yang membuat mereka duduk bersama sekalipun harus bertarung.

Marthen dan Andre terlihat bercanda sambil menunjukkan sesuatu dalam Ponsel masing-masing. Keduanya juga saling menjaga martabat masing-masing ketika diberi waktu untuk menyatakan kesediaan untuk dipilih. Terlihat seperti teman yang tak pernah berselisih membuat awak media tak henti membidik dengan lensa kameranya.

“Jujur karna saya tidak pernah berkomunikasi dengan pak Marthen, saya terkejut sekaligus bangga ketika beliau hadir disini dan bersedia untuk maju. Ini adalah pemilihan yang penuh kehormatan karna hadir pak Bupati Sabu Raijua sebagai calon. Tahun-tahun sebelumnya ketua IPSI selalu terpilih secara aklamasi” kata Andre disambut senyum dan tepuk tangan Dira Tome.

Andre bahkan secara tegas mengatakan bahwa kehadiran Bupati Sabu Raijua, Marthen Dira Tome dalam bursa pemilihan Ketua IPSI NTT harus menjadi warning bagi semua pengurus Silat untuk mampu memberikan kontribusi lewat prestasi dalam berbagi kejuaraan. Sebagai orang yang mengerti tentang silat kata Andre, kedatangan Marthen Dira Tome dalam Musprov adalah kebanggaan tersendiri. Apakah pernyataan ini lahir dari nurani yang bersih, kita tentu sepakat tidak boleh berprasangka buruk untuk sesuatu yang baik.

“Kehadiran Pak Marthen yang adalah atlet sekaligus peltih silat harus dimaknai sebagai warning supaya kita bekerja lebih keras. Kehadiran beliau dalam bursa ini tentu sebagi bentuk kepedulian yang tinggi terhadap dunia pencak silat di NTT,” ungkap Andre.

Pada kesempatan tersebut, Andre Kore juga memberi apresiasi dan sanjungan kepada Marthen Dira Tome. “Beliau adalah bupati yang paling terkenal di NTT dan kita doakan, beliau bisa maju memimpin NTT nanti,” pungkas Andre Koreh.

Sementara Marthen Dira Tome mengatakan, dirinya maju dalam bursa ketua IPSI NTT karena ada beberapa pengurus di Kabupaten yang menhendaki dirinya maju. Aspirasi tersebut kemudian ditindaklanjut dengan bersedia maju demi pencak silat NTT semakin jaya.

“Kita memiliki tujuan yang sama bagimana memajukan silat di NTT. Untuk itu ketika ada aspirasi dari teman-teman saya merespon dengan bersedia maju. Intinya kita mau silat di daerah ini semakin jaya. Kita dukung keinginan semua yang masih menghendaki pak Andre untuk memimpin IPSI NTT,” pungkas Marthen.

Dalam pemilihan Ketua IPSI NTT periode 2016=2020, Andre Koreh unggul dengan perolehan 16 suara dan Marthen Dira Tome hanya memperoleh 12 suara dari total 28 suara dalam Musprov IPSI NTT. Apapun hasil dari pemilihan ini, waktu telah menakdirkan supaya pada penghujung bulan mei 2016, Marthen Dira Tome dan Andre W. Koreh harus duduk semeja. Tentunya kita berdoa agar apa yang terjadi hari ini tetap memberi aura postif dimasa mendatang. (joey rihi ga)

 

 

Komentar Anda?

Related posts