Kapal Bantuan Propinsi NTT Untuk Kabupaten Sikka Hancur Diterjang Gelombang

  • Whatsapp

Maumere, seputar-ntt.com – Kapal batuan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Gemala NTT, yang diberikan untuk nelayan di Kabupaten Sikka hancur berkeping-keping pasalnya dihantam gelombang pantai selatan khususnya di Kecamatan Mapitara, Minggu (1/1/2017) malam.

Nelayan penerima bantuan tersebut  harus memilih puing-puing kapal di sekitar pesisir pantai Regat, Desa Natakoli dan di pantai Hebing. Tampak mesin dan badan kapal terpisah satu sama lain.

Ketua kelompok nelayan, “Sinar Putra Regat”, Disman Wilibordus yang dikonfirmasi wartawan, Sabtu (19/2/2017) siang membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, gelombang laut yang tinggi telah menghancurkan kapal bantuan DKP Propinsi tersebut hingga berkeping-keping.

“Kami terima kapal itu tanggal 19 Desember 2016 langsung dari orang-orang DKP Propinsi. Kami juga belum pakai kapal itu karena belum ada upacara pendinginan. Selama ini kami parkir kapal itu agak ke tengah karena pesisir pantai berpasir sehingga tidak bisa berlabuh di sana. Saat gelombang tinggi datang langsung hantam kapal hingga hancur,” ujar Disman.

Dikatakan Disman, Kapal bantuan tersebut ditaksir senilai Rp. 300 juta dengan kekuatan 3 Gross Tonase (GT) dan dilengkapi dengan mesin “Yanmar” berkekuatan 23 PK.

“Kami juga diberikan kompas, teropong, Rain coat, life jacket, lampu LED, dan pukat 3 pieces tetapi semuanya ikut hanyut terbawa gelombang,” papar Disman.

Senada dengan Disman, Ketua kelompok nelayan, “Baru Muncul” dari Desa Hebing, Hendrikus Kasan  mengungkapkan kapal bantuan pemerintah propinsi hancur usai diterjang gelombang besar.  Karena itu ia bersama rekan-rekannya harus memungut puing-puing kapal tersebut di sekitar pesisir pantai Hebing.

“Ini adalah musibah jadi kami minta kalau bisa pemerintah bisa ganti kembali kapal yang sudah hancur ini karena kami juga belum pakai sama sekali,” kata Hendrikus.

Hendrikus mengharapkan pemerintah dapat mengganti kapal yang telah hancur itu dengan kapal yang lebih kecil atau model ketinting sehingga bisa dilabuhkan di dekat pantai.

“Kalau pemerintah mau ganti ya kami minta ketinting saja supaya kami bisa parkir di dekat pantai sehingga kalau gelombang besar kami juga bisa naikan perahu itu ke daratjadi aman dari kerusakan,” imbuh Hendrikus.

Lebih lanjut, Hendrikus meminta pemerintah Kabupaten Sikka membangun sebuah kolam labuh di pesisir pantai selatan Kecamatan Mapitara sehingga kapal-kapal nelayan bisa berlabuh di sana ketika terjadi gelombang besar.

Sementara itu, salah satu staf Kantor Desa Natakoli yang sempat ditemui wartawan mengatakan beberapa hari yang lalu perwakilan dari DKP Propinsi telah mendatangi Kantor Desa untuk meminta penjelasan mengenai kerusakan kapal yang dialami oleh para nelayan penerima bantuan. Namun menurutnya, mereka langsung kembali ke Kota Maumere karena kantor desa sedang tutup.

“Hari Kamis, 23/2/2017 itu mereka dari propinsi ada datang ke kantor desa tapi karena kantor desa tutup, mereka langsung pulang dan pesan supaya nelayan yang kapalnya hancur bisa datangi mereka di Hotel Pelita kamar nomor 603,” sambungnya.(chs)

 

 

Komentar Anda?

Related posts