Kupang, seputar-ntt.com – Jaringan Perempuan Indonesia Timur (JPIT) berhasil menetapkan enam komitmen dalam merawat kebhinekaan Indonesia sebagai rumah bersama berdasarkan Pancasila dan UUD 45. Komitmen ini ditetapkan dalam Rapat Umum Anggota (RUA) JPIT yang diselenggarakan di Kupang belum lama ini.
Demikian pesan RUA yang dijabarkan Liliyana Wetangterah selalu Sekertaris JPIT saat jumpa pers di OCD Cafe, Sabtu (6/5/2017).
Secara rinci Liliyana Wetangterah menyebutkan, komitmen pertama yakni merawat keberagaman, karena JPIT prihatin terhadap kondisi yang terancam oleh maraknya kekerasan, perempuan dan kelompok rentan lainnya seringkali menjadi korban kekerasan.
Komitmen kedua, tegas Liliyana Wetangterah, melawan perdagangan orang, dimana JPIT menyerukan kepada organisasi agama untuk lebih peka dan bergerak bersama melawan perdagangan orang, serta berpihak terhadap korban dan keluarganya.
“Untuk komitmen ketiga, kami menolak eksploitasi alam. Kami menyerukan kepada pemerintah dan korporasi untuk melakukan proses pembangunan yang partisipatif dan ramah alam. Pembangunan seharusnya semakin memberdayakan masyarakat dan potensinya, juga menjaga kelangsungan kehidupan dan eksistensi alam semesta” tandasnya.
Mendukung pemenuhan hak ekonomi sosial budaya perempuan, merupakan komitmen keempat, lanjut Liliyana Wetangterah, dimana JPIT prihatin terhadap pelanggaran hak-hak ekososbud perempuan, perempuan berhadapan dengan tradisi agama dan budaya seperti sunat perempuan dan perkawinan anak.
Komitmen kelima, tambah Liliyana Wetangterah, menolak militerisme dan kekerasan, yang mana JPIT menyerukan kepada Presiden Jokowi untuk merealisasikan janji Nawa Cita terkait penyelesaian kasus pelanggaran HAM masa lalu.
“Komitmen terakhir, yakni peran media. JPIT menyerukan kepada masyarakat umum untuk kritis membaca dan menggunakan media. JPIT mendorong masyarakat menggunakan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan perdamaian,” ujar Liliyana Wetangterah. (*/01)
Follow
