Ini Program TRP-Hegi Untuk Pengembangan Peternakan di Sabu Raijua

  • Whatsapp

Seba, seputar-ntt.com – Pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Sabu Raijua nomer urut 3, Takem Irianto Radja Pono dan Herman Hegi Radja Haba atau Paket TRP – Hegi memiliki strategi untuk mengembangkan ternak di Sabu Raijua. Ternak harus ada untuk menjamin kebutuhan protein masyarakat di Bumi Sejuta Lontar.

Hal ini disampaikan TRP – Hegi saat melakukan kampanye di Kelurahan Ledeke, Kecamatan Raijua, Pada Rabu, (30/9/2020)

“ Pangan itu bukan sekedar beras, jagung,  pisang, kelapa maupun ubi saja. Tapi daging itu termasuk bagian dari pangan. Karena itu kita ingin agar Sabu Raijua tidak boleh tidak memiliki ternak sebagai pasokan proten bagi masyarakat. Jangan karena daerah kita tandus lalu kita berasumsi bahwa  tidak mungkin peternakan bisa dikembangkan disini. Kita harus siapkan pakan untuk ternak-ternak kita. Kuncinya hanya pada ketersediaan pakan secara berkesinambungan,” kata Takem.

Menurut Takem Radja Pono, ternak  di Sabu Raijua semakin hari semakin sedikit. Hal ini dikarenakan perdagangan ternak ke luar Sabu Raijua tidak diimbangi dengan pembibitan ternak dalam daerah. Pihaknya tidak ingin Sabu Raijua sepi dari ringkikan kuda atau lenguhan sapi dan  kerbau. Ayam harus tetap berkokok dan kambing dan domba harus tetap mengembik di Sabu Raijua. Dulu sekalipun Sabu Raijua hanya pulau kecil tapi tidak pernah miskin ternak.

“Kenapa ternak kita terus berkurang? Karena  kerbau kita diangkut ke Makasar, begitu juga kambing, kuda dan domba habis semuanya. Babi-babi habis karena disapu penyakit semuanya. Ini harus menjadi perhatian kita kedepan, karena ini bagian dari pangan maka kita upayakan, masyarakat kita harus makan makanan yang bergizi, bukan sayur dan  nasi saja, tapi juga daging, karena daging, ikan dan telur merupakan sumber protein yang tidak bisa tergantikan. Boleh ada sayur dan kacang-kacangan  sebagai sumber protein nabati, tapi itu tidak bisa menggantikan sumber protein yang datang dari hewani, daging, ikan,telur dan susu itu tidak bisa diganti protein dari nabati,” Kata Takem.

Takem Radja Pono mengatakan, seingat dia, sudah ada ranch yang dibangun oleh Pemerintah Sabu Raijua dan saat ini kelihatannya sudah tidak berfungsi lagi. Ranch tersebut bertujuan untuk melakukan breeding atau pembibitan ternak sapi agar kedepan masyarakat  Sabu Raijua, tidak lagi bergantung dari bibit ternak dari luar. Kedepan pemerintah bisa membangun ranch khusus untuk pembibitan domba karana domba di Sabu Raijua memiliki ciri khas yang berbeda dengan domba di daerah lain di NTT bahkan di Indonesia kecuali di Madura, yakni domba ekor gemuk yang lebih tebal dan gempal.

“Sapi, domba, dan ternak lainnya kita  lakukan kawin silang disitu. Saat ini sapi, domba dan kambing ini ada karena dilepas bebas, berbiak  kawin dimana saja.  Akibat kawin bebas coba lihat sapi yang ada  karena kawin sekerabat. Induk dengan anak kawin, bapak dengan anak kawin turunannya banyak tapi akan menjadi kecil. Sapi di Sabu Raijua ukuran tubuhnya  tiada beda  dengan kambing besar saja. Nah karena itu, ranch yang sudah dibangun dengan anggaran daerah yang tidak sedikit akan kita bangun kembali, sehingga nanti kita buat bibit disitu dengan cara kawin silang. Disitu menjadi tempat  breeding, kita buat tempat  pemuliabiakan.  Jadi bibit yang keluar dari situ tidak sembarang tetapi bibit  yang terseleksi, sehingga ketika sampai ke tangan masyarakat bisa berkembang dengan baik,” kata Takem.

Untuk mewujudkan itu lanjut Takem Radja Pono maka Pemda akan kembali bekerjasama dengan Undana untuk melakukan  Inseminasi Buatan (IB) atau jika mungkin lakukan Transfer Embrio yang sekali kawin menghasikan 36 ekor anak. Ini teknologi yang paling canggih yang dulu pernah  dilakukan oleh Prof. Dr. Moses Tulihere  di besipae. Tidak heran jika sekali kawin menghasilkan 36 ekor anak karena ini pekerjaan Dr. benaran bukan Dr. gadungan sehingga tak perlu diragukan. Ranch akan ditanami dengan pakan ternak seperti lamtoro, gala-gala maupun pakan ternak lainnya demikian  embung dan fasilitas lain sesuai dgn kebutuhan, pabrik mini pengolahan pakan yang sudah dibangun akan difungsikan maksimal, saya mengerti benar tentang hal itu.

“Karena itu  kita tetap kerjasama dengan Undana Kupang dan Universitas lainnya bila perlu untuk pengembangan peternakan. Disisi lain kita tetap mendorong masyarakat menanam lamtoro dan gala-gala seperti waktu lalu. Dulu waktu MDT ada, sudah ada pembagian sapi, perjanjiannya nanti dari satu ekor kembalikan dua anak, kemudian itu menjadi milik petani, waktu itu pengadaannya ada ratusan ekor, dan sudah banyak yang  berkembangbiak. Saya adalah mahasiswa dari Prof Moses Tulihere yang belajar tentang Inseminasi Buatan,” kata Takem.

Masyarakat menerima bantuan ternak dari Pemerintah kata Takem Radja Pono harus memiliki pakan ternak. Dengan demikian maka  gerekan penghijauan dengan sendirinya sudah terjadi di Sabu Raijua. “Lamtoro, gala-gala  atau tanaman lain yang menjadi pakan ternak. Sementara itu kita akan melatih para peternak kita dengan teknologi pengawetan pakan ternak baik itu dalam bentuk hay maupun silase,  jerami padi, jagung, kacang dan lain-lain kita olah lalu didiamkan dan pada saat paceklik  bulan seperti September sampai awal Desember ternak tidak kekurangan pakan. Kita juga akan mendorong ternak kecil seperti kambing, domba, babi, ayam, itik dan sebagainya untuk dikembangkan di Sabu Raijua. Dulu  ada kambing Etawa, ayam super Harko yang sudah dibagi pada masyarakat. Kita lanjutkan pengembangannya. Semua ini  untuk memenuhi protein masyarakat. Kita akan melakukan pendampingan terhadap peternak kita  dengan tenaga-tenaga terampil yakni anak-anak kita yang sudah lulus akademi komunitas tidak boleh ada yang  menganggur, kita panggil dan angkat mereka  menjadi tenaga kontrak daerah dan bekerja sebagai pendamping,”ujar Takem

Mengakhiri orasinya Takem Radja Pono merasa miris dengan kondisi di Sabu Raijua yang sudah membangun Rumah Potong Hewan (RPH) tapi hanya menjadi monument semata karena sepi aktivitas. “Miris karena disana tidak ada potong hewan, tetapi potong angin saja,” pungkas Takem. (joey rihi ga)

Komentar Anda?

Related posts