Inang Lorensia Nita: Terima Kasih Pak Bupati Sikka

  • Whatsapp

Maumere, seputar-ntt.com – Rasa haru dan senang terpancar dari masayarakat Desa Persiapan Waturia kala menjemput Bupati Sikka dan rombongannya, Selasa (10/10/2017) siang. Meski terik panas menyengat seluruh tubuh namun mereka tetap bersemangat meliuk-liukan badan di atas aspal yang mendidih. Bagi masyarakat Waturia, Kecamatan Magepanda, hari itu merupakan momentum yang tak terlupakan pasalnya, Bupati Sikka, Yoseph Ansar Rera turun langsung menyerahkan Peraturan Bupati (Perbup) Desa Persiapan.

Rasa haru bercampur senang juga ditunjukkan Inang Lorensia Nita (53) warga Dusun Watu Woga, Desa Persiapan Waturia. Ditemui seputar-ntt.com, Selasa (101/10/2017), Lorensia yang mengenakan pakaian adat Sikka bercorak kuning keemasan itu datang jauh-jauh dari rumahnya hanya untuk menyaksikan langsung penyerahan Perbup tersebut.

Menurut Lorensia sudah lama ia menantikan momen seperti ini karena selama ini mereka kesulitan jika ada urusan di kantor Desa Kolisia pasalnya jarak dari Waturia apalagi dari dusun Watuwoga bagian gunung lumayan jauh sehingga memakan biaya yang tidak sedikit.

“Kalau dulu kami setengah mati mau pergi ke Kantor Desa karena jauh sekali. Saya tinggal di atas dekat gunung sana. Terima kasih pak Bupati. Saya senang karena sekarang kami sudahmau jadi desa sendiri. Kalau begini kan urusan di desa kami tidak susah lagi,” ujar Lorensia.

Diakui Lorensia, ia datang ke tempat acara penyerahan Perbup di Kantor Desa sementara Desa Persiapan Waturia itu juga untuk melihat langsung sosok Bupati Ansar pasalnya selama ini ia hanya melihat Bupati Ansar lewat koran atau televisi.

Dengan diserahkannya perbup ini, impian masyarakat Desa Waturia menjadi Desa definitif, berpisah dengan Desa induk, Desa Kolisia, semakin dekat di depan mata.

Hal ini diungkapkan Ketua BPD Desa Kolisia, Gabriel M. Lelu ketika ditemui wartawan di sela-sela kegiatan serah terima perbup, Selasa (10/10/2017) siang.

Menurutnya, usulan untuk menjadikan Waturia sebagai Desa defenitif sudah dilakukan pihaknya sejak tahun 2012 karena itu ia sangat bersyukur usulan mereka diterima oleh Bupati Ansar.

Gabriel mengatakan,  ada dua alasan mendasar Waturia berpisah dengan Desa Induk, Desa Kolisia adalah pertama, soal pendekatan pelayanan. Menurutnya masyarakat di Waturia banyak kali mengeluh karena jarak tempuh yang jauh untuk sampai ke Kantor Desa Kolisia. Dengan demikian urusan masyarakat bukan tidak mungkin akan terhambat hanya karena persoalan jarak.

“Masyarakat banyak mengeluh soal jarak. Kalau ada urusan di Desa mereka harus naik ojek dan bayar sampai 20 ribu itu kalau tidak tunggu. Kalau ojek tunggu maka lain lagi bayarannya. Jadi kalau Desanya langsung ada di Waturia, saya pikir pendekatan pelayanan ke masyarakat lebih tetap sasar,” ujar Gabriel.

Yang kedua, lanjutnya, alasan pemerataan pembangunan. Dikatakannya, jika desa Waturia sudah defenitif maka pembangunan di Waturia sendiri lebih terpusat dan lebih meyentuh banyak kepala keluarga yang selama ini belum diperhatikan secara intens.

Gabriel yakin Desa Persiapan Waturia akan segera menjadi defenitif dalam waktu yang relatif cepat karena mereka sudah melakukan berbagai persiapan untuk memenuhi semua persyaratan yang disebut dalam Perbup. No. 24 tahun 2014 tentang pembentukan Desa baru tersebut.

“Kami minta terima kasih kepada pak Bupati yang sudah mendengar usulan kami. Ke depan kami akan usahakan agar memenuhi semua persyaratan yang ada. Kalau di Undang-Undang atur persiapannya sampai tiga tahun, kami yakin tahun depan kami sudah bisa defenitifkan desa kami ini,” pungkas Gabriel.

Untuk diketahui, Desa persiapan Waturia merupakan desa ke-14 yang mendapat kunjungan dan penyerahkan langsung Perbup No. 24 tahun 2017 ini oleh Bupati Ansar. Dengan demikian masih ada 21 Desa persiapan yang akan dikunjungi Bupati Ansar untuk maksud dan tujuan yang sama.(tos)

Komentar Anda?

Related posts