Harga MBR di Sabu Raijua dan Alor Lebih Tinggi Dibanding Kabupaten Lain

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com—Jika harga rumah subsidi untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) disepakati naik menjadi Rp 158 Juta, tidak berlaku untuk Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Alor yang bisa mencapai Rp 161 Juta.

“Sesuai ketentuan pemerintah untuk Tahun 2019 memang harga untuk rumah MBR itu sudah naik menjadi Rp 158 Juta, untuk wilayah Bali Nusra terkecuali Sabu dan Alor, yang bisa mencapai Rp 161 Juta/Unit,” demikian Ketua DPD REI Provinsi NTT, Bobby Pitoby di ruang kerjanya, beberapa waktu lalu.

Menurut Bobby, hal ini disebabkan biaya transportasi dan produksinya jauh lebih tinggi, karena semua didatangkan dari Kota Kupang, bahkan di Kabupaten Sabu Raijua belum ada kontraktor, apalagi transportasi untuk membawa bahan saat ini belum bisa beroperasi, sehingga biaya cost naik sedikit.

Diakui Bobby, harga rumah MBR tahun 2018 sebesar Rp 148.500.000, sekarang ini per 2019 sebenarnya harga sudah naik menjadi Rp 158 Juta, akan tetapi terkendala pada Keputusan Menteri Keuangan yang belum keluar.

“Untuk Kepmen PUPR sudah keluar tentang kenaikan harga rumah MBR, tapi Kepmen Keuangan mungkin baru keluar pada akhir bulan Maret atau awal bulan April 2019, sehingga saat ini masih menggunakan harga tahun 2018 yakni sebesar Rp 148.500.00,” jelas Bobby.

Untuk itu, pihaknya mengimbau masyarakat, untuk segera memanfaatkan kesempatan ini, karena masih menggunakan harga lama, sambil menunggu Kepmen Keuangan keluar.

“Kepmenkeu belum keluar, berarti masih ada PPn yang wajib dibayar, oleh sebab itu DPD REI NTT sepakat tidak boleh membebani MBR, kita harus tetap jual harga lama sampai saat ini,” paparnya.

Juga sesuai ketentuan Pemerintah Pusat (Pempus), tegas Bobby, pengembang diisyaratkan untuk menggunakan produk-produk yang baru, seperti halnya sebuah mobil,dimana mobil tahun 2019 tapi harga masih tahun 2018, karena spesifikasi pembangunan semua sudah berubah, dari tahun ke tahun memang ada peningkatan harga, tapi mutu dan kualitas juga ada peningkatan sedikit, oleh sebab itu momen yang ini sebenarnya harus digunakan oleh masyarakat untuk bisa ambil produk-produk tahun 2019, tapi harga masih tahun 2018.

“Kalau melihat keinginan pengembang, maunya mereka tunggu harga naik dulu baru jual, karena lebih untung Rp 9,5 Juta/Unit. Tapi kalau dari segi MBR saya rasa ini wajib dimanfaatkan sekarang,” tandasnya.

Diakuinya, memang ada developer yang jadi beli sekarang, tapi bangun tahun 2019, serah terimanya mungkin 3-4 bulan lagi dari sekarang, tapi ada juga developer yang ready stock. (ira)

Komentar Anda?

Related posts