Guru Dan Kepsek Sering Terlambat, Orangtua Segel Sekolah

  • Whatsapp

Oelamasi, seputar-ntt.com – Dunia pendidikan di Kabupaten Kupang sepertinya mendapat tamparan cukup pedas dari para orang tua dan pengurus komite sekolah akibat buruknya mental para guru di SD Negeri Usiloa Kelurahan Tarus Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang.

Peristiwa memalukan itu terjadi, Sabtu (22/3), dimana sejumlah orangtua siswa dan pengurus komite sekolah menyegel SD Negeri Usiloa sehingga menyebabkan ratusan siswa SD Negeri Usiloa harus mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di bawah pohon yang berada dalam halaman sekolah.

Tokoh masyarakat Usiloa, Herman Ito didampingi Sekretaris Komite SDN Usiloa, Frans Leba bersama orangtua siswa, Markus Henuk dan Alexius Nono kepada wartwan Sabtu (22/3) mengaku penyegelan dilakukan karena kesal dengan ulah para guru dan kepala sekolah yang sering masuk terlambat dan kadang tidak masuk mengajar sehingga anak-anak terlantar.

“Kami segel karena sejak sekolah ini berdiri tidak pernah ada perubahan. Kondisinya tetap seperti ini. Ada dana BOS tapi tidak pernah jelas penggunaannya,” kata Herman Ito.

Ia mengaku prihatin melihat kondisi sekolah yang telah dirintis bersama warga Dusun Usiloa sejak 2011 tidak mengalami perubahan.
Kondisi ini jelas dia, diperparah dengan ulah tidak terpuji para guru dan kepala sekolah yang sering masuk terlambat.

“Anak-anak sudah datang jam 7 tapi tidak ada guru, jadi mereka harus tunggu sampai jam 9 atau jam 10 baru  guru masuk mengajar,” ujar Herman yang juga wakil ketua komite SDN Usiloa.

Herman mengaku bersama sejumlah orangtua siswa kecewa karena gedung darurat yang telah dibangun secara swadaya tidak digunakan untuk KBM. Justru empat ruangan dari  gedung darurat yang merupakan cikal bakal SDN Usiloa dibiarkan kosong tak dipakai dan siswa dibiarkan belajar di bawah pohon.

“Kami kecewa pak. Kenapa ada gedung tapi tidak dipakai. Waktu kami tanya kepala sekolah, dia jawab bapak bukan atasan saya jadi tidak perlu saya jawab,” katanya mengutip jawaban Kepsek SDN Usiloa, Evictoria Bengu.

Sikap Kepsek Evictoria Bengu yang kurang bersahabat ini dinilai keterlaluan dan arogan.
Padahal, demi pendidikan anak-anak di Dusun Usiloa ini, Herman Ito rela menyerahkan tanah seluas 2000 m2 untuk pembangunan sekolah ini.
Senada dengan dia, Frans Leba juga mengungkapkan kekecewaannya atas ulah kepala sekolah dan para guru yang masuk sekolah seenaknya. Malahan kepala sekolahnya bisa berhari-hari tidak masuk dengan berbagai macam alasan.

“Pak lihat saja, sampai sekarang kepala sekolah yang harusnya memberi contoh belum datang,” kata Frans yang diamini Herman Ito, Markus Henuk dan Alexius Nono.

Selain itu, Frans juga mempertanyakan penggunaan dana BOS di SDN Usiloa yang tidak jelas. “Ada dana transportasi untuk siswa senilai Rp 10 ribu tapi hingga kini tidak ada siswa yang pernah menerima,” sambungnya.
Lain lagi orangtua siswa, Markus Henuk dan Alexius Nono meminta perhatian serius Dinas PPO Kabupaten Kupang terkait masalah ini.
“Kami punya anak-anak tiap hari harus menunggu nyonya-nyoya besar (guru red) datang baru bisa belajar. Tiap hari dong selalu datang antara jam 9 atau jam 10 baru mereka bisa belajar,” beber Markus Henuk dan diiyakan Alexius Nono.

Baik Markus Henuk dan Alexius Nono menilai kepsek yang seharusnya memberi contoh justru lebih sering tidak datang dan selalu datang termbat. “Sekolah di sini kami kasih istilah
‘datang paling terlmbat, pulang paling duluan’ karena memang seperti itu,” jelasnya.

Ironisnya kata Markus dan Alexius, SDN Usiloa tidak pernah dilaksanakan upacara bendera karena tidak ada tiang bendera. “Pak lihat mana tiang bendera. Foto presiden dan wakil presiden juga tidak ada,” sesal keduanya.

Kepala SD Negeri Usiloa, Evictoria Bengu yang baru tiba sekira pukul 09.30 Wita mengaku baru mengetahui penyegelan setelah ditelepon guru yang tiba duluan. “Saya tidak tahu siapa yang segel tapi kemarin kami masih sekolah. Kalau memang ada warga yang punya masalah pribadi dengan saya datang omong langsung secara baik-baik,” tegas Evictoria yang tidak bisa masuk karena pintu gerbang sekolah juga disegel.

Saat ditanya, apa memang selama ini yang bersangkutan ada masalah pribadi dengan warga sekitar langsung dijawab olehnya bahwa tidak ada. “Selama ini tidak,” ujarnya.

Meski begitu, Evictoria mengaku telah melaporkan penyegelan ini ke Kepala UPT Dinas PPO Kecamatan Kupang Tengah, Enos Ratu Kore. “Ini saya baru telepon UPT Kecamatan Kupang Tengah melaporkan kasus ini,” katanya santai.

Ia tidak tahu sampai kapan aksi penyegelan ini dilakukan. Yang penting kasus ini telah dilaporkan ke UPT Kecamatan Kupang Tengah. Begitu pula ditanya soal apa sikap yang akan diambil terkait penyegelan ini, Evictoria mengaku cuma bisa melapor ke UPT Kupang Tengah.

Ia menjelaskan, jumlah siswa di sekolah yang dipimpinnya sebanyak 176 siswa terdiri dari kelas 1 sampai kelas 6. Untuk rombongan belajar sebut dia, ada 12 rombongan belajar terdiri dari kelas 1 terdiri 2 rombongan belajar, kelas 2 ada 2 rombongan belajar dan kelas 3 juga ada 2 rombongan belajar. “Sedangkan kelas 4,5 dan 6 masing-masing satu rombongan belar,” ujarnya.

Untuk 12 rombongan belajar ini sebut dia, KBM nya dibagi pagi dan sore yakni jam 8-12 dan jam 1-5 (14.00-17.00). “Tidak benar kalau kami tidak masuk mengajar. Saya tadi terlambat karena ada acara keluarga kemarin,” ujarnya.

Soal tiang bendera yang tidak ada sehingga tidak dilaksanakan upacara bendera, Evictoria mengatakan tiang benderanya rubuh saat hujan angin beberapa waktu lalu sehingga belum sempat diganti. Sedangkan ruang dari gedung darurat yang tidak digunakan ia menjelaskan bahwa hal tersebut karena permintaan siswa karena tidak tahan dengan aroma tidak sedap dari kandang babi yang berada persis di samping gedung itu.

“Memang itu anak-anak yang minta karena tidak tahan dengan bau dari kandang babi di sebelah,” ujarnya.

Namun begitu, ditanya soal gambar presiden dan wapres, Evictoria hanya bisa senyum masam. Sejumlah orangtua yang tidak ingin ditulis namanya meminta supaya kondisi SDN Usiloa tetap ditulis agar mendapat perhatian instansi terkait. Pasalnya, SDN Usiloa yang pernah dikunjungi Menteri Pendidikan, M. Nuh dan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya menjadi kebanggaan warga sekitar. Sayang tidak ditunjang dengan kinerja Kepsek dan para guru. (sho)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *