Emmanuel Porat Si Penemu Jarum Suntik Angin dari Manggarai

  • Whatsapp

Ruteng, seputar-ntt.com. Salah seorang staf di Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten  Manggarai, Propinsi Nusa Tenggara Timur, Emmanuel Porat yang kesehariannya mengurus kesehatan ternak, tidak henti-hentinya berpikir untuk menciptakan kemudahan dalam menyukseskan kewajibannya sebagai seorang penyuntik  ternak yang salah satunya ternak sapi.

Pekerjaan sebagai penyuntik ternak sudah lama digelutinya untuk membantu para peternak mendapatkan immune dan kesembuhan dari penyakit ternak mereka.

Awalnya, porat melakukan aktivitasnya sebagai penyuntik ternak dengan cara manual alias mendekati ternak lalu menancapkan jarum suntik mereka ke paha ternak sekalipun nyawa taruhannya. Sistem manual telah lama dipakainya. Namun, dalam rentang waktu belajar dari pengalaman buruk selama menggeluti bidang suntik, lama kelamaan, prinsip ala bisa karena biasa kemudian ditinggalkannya. Porat kemudian mengambal pola baru dalam menyuntik hewan.

Awalnya demikian dia, dirinya pernah ditendang oleh sapi hingga nyaris lutut bagian kanannya cacat permanen. Kemudian dia berpikir mencari jalan keluarnya. Dia pun berhasil menciptakan sendiri spoit anginnya itu sejak tahun 2014.

Pengalaman pahitnya ternyata menghasilkan kemudahan. Emmanuel Porat kemudian merancang spoit jarum tembak bahkan jarum suntik senapan angin. Ada tiga ukuran spoitnya, ada yang 3 mm dengan mampu menembak sejauh 25 m; yang 5 mm sejauh15 m; dan juga yang 10 mm menembak 4 hingga  meter.

Tidak hanya tongkat anginnya, dia pun membuat senapan angin 3 mm dengan jarak tembakan 100 meter; 5 mm sejauh30 m; dan yabg 10 mm sejauh 15 m. Berkat kreativitasnya itu, dirinya sudah ribuan sapi yang sudah disuntik dengan jarum tersebut. Jarumnya bisa untuk bius, vaksin dan pengobatan.

Dikatakannya, harga spoit buatan norwegia, 50/biji khusus spoit 5 mm untuk hewan senilai 50 dollar US Senapan angin buatan Jerman, 45 juta rupiah. “Tidak beda jauh dengan yang saya buat. Hanya mereka punya  dilengkapi dengan teleskopnya. Sementara, kalau saya tinggal beli senapan angin seharga 750.000,- rupiah daripada beli yang Norwegia dan  Jerman, padahal bahannya tidak sampai satu juta rupiah”, kata dia.

Menurut Porat, jarum suntik angin saat ditembak lalu mengenai obyek, jarumnya akan jatuh sendiri. Selain membuat jarum sumpit, dia juga berkreasi membuat listrik biogas.

Porat berharap agar setiap orang bisa berkreasi membuat bahan tersebut agar jangan bergantung dunia luar negeri. (MP)

Komentar Anda?

Related posts