Deklarasi di Malaka, Victory-Joss Bicara Infrastruktur

  • Whatsapp

Betun, seputar-ntt.com – Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josef Nae Soi bicara tentang pembangunan infrastruktur saat Deklarasi di Betun, Kabupaten Malaka, Kamis (8/2/1018).

Pasangan yang dikenal dengan sandi politik Paket Victory-Joss ini mengakui cara kerja yang dilakukan oleh Pemda Kabupaten Malaka bagaimana membangun jalan dengan dana yang terbatas. Untuk itu, jika masyarakat memberi legitimasi pasa Pilgub NTT, Paket Victory-Joss akan mengadopsi apa yang dilakukan Bupayi Malaka dalam membangun jalan.

“Terus terang saya harus katakan bahwa Bupati Malaka ini orang pintar. Dalam diskusi kami dengan Bupati Stef sebelum deklarasi, saya belajar satu hal yakni cara kerja jalan di Malaka, dan ini akan kita terapkan untuk kerja semua ruas jalan provinsi kalau menjadi gubernur NTT,” kata Viktor Laiskodat, yang disambut gemuruh tepuk tangan belasan ribu massa yang memadati lapangan tersebut.

Viktor menjelaskan, cara kerja jalan di Malaka yang diterapkan Bupati Stef adalah pemerintah bekerja sama dengan pihak ketiga atau rekanan untuk pembangunan jalan untuk satu tahun angaran, tapi pemerintah membayar sesuai ketesediaan anggaran. Kelebihan anggaran dibayar secara cicil selama beberapa tahun kepada rekanan. Tapi pekerjaan jalan selesai dalam tahun anggaran berjalan.

“Jadi yang dicicil itu bukan pekerjaan jalannya, tapi uang yang dicicil kepada pihak ketiga. Ini yang kami belajar dari Malaka untuk bisa menyelesaikan ruas jalan provinsi,” tegas Ketua Fraksi Nasdem DPRI RI ini.

Viktor juga menjelaskan, dalam menunjang pembangunan, manusia NTT harus memiliki sumber daya dan kecerdasan mumpuni lewat berbagai jenjang pendidikan. Jika pendidikannya rendah, mustahil sebuah wilayah bisa berkembang dan akan tetap berada dalam kubangan kemiskinan.

“Karena itu kita harus menyiapkan sumber daya manusia itu dengan baik. Pemerintah harus mendesain bagimana semua anak-anak NTT bisa mengenyam pendidikan secara baik hingga ke jenjang perguruan tinggi. Pemerintah harus membangun sekolah-sekolah unggul. Pemerintah harus mengirim anak-anak untuk belajar ke luar negeri sehingga ketika mereka pulang kita sudah punya modal sumber daya manusia yang bisa bekerja dengan baik di berbagai bidang dan bisa menjadi penggerak di desa-desa,” jelas politisi Nasdem ini.

Viktor juga mengingatkan, sebuah daerah bisa bangkit dan berkembang jika pimpinannya tidak tamak. Ketamakan berhubungan erat dengan moral. Jika seorang pemimpin memiliki sifat tamak maka tidak mungkin sebuah wilayah bisa berkembang.

Viktor juga membeberkan berbagai keunggulan di NTT tapi tidak bisa dikelola secara baik untuk kemajuan daerah dan kemakmuran rakyat. Salah satu penyebab adalah tidak tersedianya sumber daya manusia yang cukup baik.

“Kita punya laut yang luas tapi kita tidak punya sumber daya untuk mengelola kekayaan laut yang besar itu. Ikan kita hanya dinikmati oleh orang luar sedangkan garis pantai kita dibiarkan begitu saja dan tidak dimanfaatkan untuk membuat garam,” kata Viktor.

Di bidang pariwisata, kata Viktor, NTT memiliki segalanya. Alam yang indah, budaya yang atraktif tapi tidak dikembangkan untuk menghasilkan pendapatan bagi daerah. Padahal, dengan pengembangan pariwisata maka akan ada lompatan-lompatan yang jauh karena pariwisata memiliki rantai nilai yang mampu menghidupkan masyarakat.

“NTT ini indah dengan budaya yang tidak ada di tempat lain. Ini adalah surga bagi dunia wisata. Untuk itu, kita harus kembangkan potensi ini untuk kemajuan daerah ini. Jika pariwisatanya berkembang maka petani pasti makmur karena dunia pariwisata butuh makan, dunia pariwisata butuh transportasi, butuh akomodasi dan berbagai kebutuhan lainnya.” katanya.
Sementata itu, Cawagub Josef Nae Soi dalam orasinya berkisah soal niat bersama Viktor kembali mengabdi untuk NTT.

“Saya dan Pa Viktor terpanggil untuk datang mengabdi di NTT.
Saat Viktor telp saya tanggal 19 November 2017, saya sedamg ziarah rohani di Israel. Saya berdoa di Tabor, saat telp itu saya masih ragu. Tapi saat saya turun dari Tabor, saya ke Gunung Kalvari dan berdoa di makan Yesus. Saat itu saya galau diantara berbhakti untuk NTT dan kesenangan menjadi Dubes untuk Brasil. Begitu turun, ditelp lagi, kaka harus terima kita kembali ke NTT, lalu saya jawab iya,” kata Nae Soi.

Karena itu, Nae Soi juga meminta kepada rakyat Malaka dan NTT seluruhnya untuk memberi kuasa kepada keduanya pada 27 Juni 2018 agar bisa membebaskan NTT dari ‘setan-setan’ kebodohan, kemiskinan dan setan korupsi.

“Pada tanggal 27 Juni nanti saat Pilgub NTT, beri kami kuasa iti untuk mengusir dan mengeluarkan setan-setan dari NTT, terutama setan kemiskinan, setan kebodohan, dan setan korupsi,” kata Nae Soi, dan menambahkan, “Kami datang dari Jakarta bukan untuk cari pangkat dan jabatan. Kami datang untuk berbhakti kepada NTT”.

Panggung deklarasi di Malaka yang disemaraki oleh artis nasional Fania KDI dan penyanyi asal Ambon Dody itu, juga menampilkan para orator antara lain, Ibrahim Medah, Kasmirus Kolo (Nasdem), Melki Laka Lena dan Frids Bria Seran (Golkar) dan Refafi Gah (Hanura). (tim media)

Komentar Anda?

Related posts