Cegah HIV/AIDS, KPA Kota Latih Penjangkauan Bagi 43 WPA

  • Whatsapp

Kupang,  seputar-ntt. com – Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kota Kupang lakukan pelatihan penjangkauan bagi 43 kader Warga Peduli Aids (WPA).

Sekretaris KPA Kota Kupang, Drs.Steven Manafe yang ditemui di lokasi kegiatan yang diselenggarakan di aula rumah jabatan wakil walikota, Senin (10/9) menjelaskan menjelaskan perlu diketahui ada tiga tugas utama WPA yakni pendataan hotspot, sosialisasi dan mobile VCT.

“Memang secara pelaksanaan tiga tuga utama ini sudah berjalan bagus, namun dengan melihat perkembangan HIV/AIDS yang begitu cepat di Kota Kupang, maka ada dua tugas tambahan selain yakni selain sebagai pendamping dan juga ditambah penjangkau,” katanya.

Untuk pendamping, katanya telah dilakukan pelatihan bagi mereka, dan kini dilakukan pelatihan bagi penjangkau dengan tugas utama mereka yakni penguasaan benar akan jenis-jenis penyakut menular, karena belum semua mereka yang terlibat dalam WPA paham benar akan jenis-jenis penyakit menular tersebut.

“Tugas berikut penjangkau yakni  penguasaan akan prilaku dari pekerja seks komersial.Karena kami memiliki komitmen bahwa siapa pun dia yang berada di tempat lokalisasi resmi maupun tidak yang berhubungan seks wajib menggunakan alat pengaman yakni kondom, namun sesuai kenyataan masih ada terjadi penyimpang atau belum patut yang terjadi di tempat lokalisasi,” lanjutnya.

Oleh karena itu, melalui pelatihan penjangkauan ini dilatih bagaiamana bisa melakukan pendekatan untuk bagaimana adabya trik-trik kepada pekerja seks tersebut guna para pengunjung yang ingin berhubungan harus dan wajib menggunakan kondom, walaupun ada tawaran uang yang cukup tinggi dari tarif harga yang ada.

“Secara data angka kasus HIV/AIDS sudah beruba, karena ada perkembangan melalui laporan temuan dari para WPA setiap hari melalui kunjungan, VCT maupun pendampingan.Sesui rilis  data sejak April 2018 sebanyak 1.223 kasus yang terdiri dari HIV sebanyak 917 kasus dan AIDS sebanyak 406 kasus,” katanya.

Ia berharap, melalui pelatihan yang didapat para peserta dapat melaksanakan tugas pe jangkauan secara baik, sebab tugas penjangkau berbeda dengan  tugas pendampingan.

Karena menurutnya, tugas penjangkau dalam sistim ABRI adalah pasukan tempur, sehingga begitu mereka temukan yang positif sesegera mungkin dibawa ke klinik yakni Klinik Sobat di rumah sakit umum wz.Yohanes atau klinim seroja di rumah sakit tentara dan jika ditemukan yang IMS sesegera mungkin juga di bawah ke Puskesmas untuk ditangani.

“Pelatihan bagi penjangkau ini merupakan pelatihan bagi angkatan ke dua, dan angkatan pertama sudah dilakukan beberapa waktu lalu dengan jumlah peserta sebanyak 53 orang,” tuturnya. (riflan hayon)

Komentar Anda?

Related posts