Bupati Sabu Raijua Antisipasi Efek Debu Vulkanik

  • Whatsapp

Kupang, seputar-ntt.com – Bupati Sabu Raijua, Marthen Dira Tome memerintahkan Satuan Perangkat Kerja daerah (SKP) dan Masyarakat setempat untuk melakukan langkah antisipasi dari efek debu vulkanik akibat  akibat meletusnya  Gunung Sangeang di Sangaang Pulo, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, meletus pada Jumat (30/5/2014) pukul 15.55 Wita yang telah memberi dampak debu bagi Pulau Sabu.

“Saya telah perintah Dinas kesehatan untuk siaga. Langkah pertama yang mereka lakukan adalah membagi masker kepada masyarakat serta stand by di setiap puskemas dan pustu untuk memberi pertolongan kepada masyarakat yang terkena ispa akibat debu vulkanik,” kata Dira Tome kepada Seputar NTT lewat Ponselnya, Sabtu (31/5/2014).

Read More

Selain itu Bupati Sabu Raijua juga memerintahkan Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk menggunakan armada yang ada supaya menyiram debu baik yang ada dijalanan kota maupun yang ada dikebun masyarakat. Kepada dinas pertanian juga diperintahkan untuk segera turun lapangan untuk menggerakkkan masyarakat membersihkan tanaman dari debu sehingga tidak rusak.

“Saya juga minta masyarakat untuk secara bersama-sama dengan Dinas-dinas untuk segera membersihakn rumah, kebun dan jalan-jalan yang dipenuhi debu. Tanaman harus segera dibersihkan supaya tidak terserang hama,” katanya.

Diakuinya bahwa saat ini masyarakat di Pulau Sabu sedang melakukan penanaman bawang secara besar-besaran sehingga jika tdak segera dibersihkan maka debu vulkanik bisa memberi efek yang buruk terhadap pertumbuhan tanaman.

“Bukan hanya bawang yang daunya dibersihkan tapi juga tanaman lainnya. Sebab saat ini masyarakat sementara menanam. saya juga minta kepada masyarakat untuk tidak usah gelisah karena musibah ini datang dari daerah lain yang tidak diduga,” pungkas Dira Tome.

Seperti diberitakan sebelumnya Pulau Sabu dilanda debu vulkanik akibat meletusnya  Gunung Sangeang di Sangaang Pulo, Kecamatan Wera, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, meletus pada Jumat (30/5/2014) pukul 15.55 Wita. Debu yang menyelimuti Pulau Sabu dan Pulau Raijua, sempat membuat bingung masyarakat setempat karena mereka tidak tahu dari mana asal debu tersebut.

Melky Doko, warga Desa Loborai, Kecamatan Sabu Timur, kepada Seputar NTT lewat Ponselnya mengatakan, debu mulai menyelimuti Sabu pada Jumat (30/52014) sekitar pukul 23:00 Wita. “Kami merasakan debu itu datang sekitar jam 11 malam dan kami bingung dari mana asalnya. Ketika saya buka internet baru diketahui kalau ada gunung yang meletus di Bima,” ujarnya.

Akibat Debu vulkanik ini ujar Melky, membuat jarak pandang terganggu serta sulit untuk bernafas. Hingga Sabtu (31/5/2014) pukul 11:00 Wita, asap debu masih terlihat namun sudah mulai berkurang. “Sekarang sudah mulai berkurang, tapi tadi malam sangat tebal. Untung kita ada masker jadi pake masker,” katanya.

Lenny Here, warga kelurahan Limaggu, Kecamatan Sabu Timur yang dihubungi Seputar NTT mengatakan, akibat debu vulkanik ini semua pohon, rumah penduduk dan badan jalan sudah tertutup debu. “Awalnya kami kira debu dari pekerjaan pabrik rumput laut, ternyata tidak,”katanya.

Saat ini katanya, sudah banyak warga yang mengalami gangguan ispa yang ditandai dengan tenggorokan gatal dan suara terdengar serak. “Karna kami tidak ada masker jadi terpaksa hanya tutup hidung dengan mulut pakai kain. Tadi malam kami sulit sekali bernafas, tapi mulai pukul 11 siang ini, debunya sudah mulai berkurang” ungkapnya. (joey)

(joey)

Komentar Anda?

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *