Alasan Tokoh Perempuan Perbatasan Indonesia Pilih Hery Wadu Pimpin NTT

  • Whatsapp

Kupang, Seputar-ntt.com – Sejumlah figur telah menyatakan diri maju pada pemilihan gubernur gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2018. Salah satunya putra Mota’ain, Hery Wadu. Tiga orang tokoh perempuan asal Motamasin kabupaten Malaka, Mota’ain dan Belu kabupaten Belu yang berbatasan langsung dengan negara tetangga Timor Leste menginginkan Hery Wadu menjadi gubernur NTT.

Ketiga tokoh perempuan tersebut adalah Matildes Nipu, Ines Soares dan Erlin. Tokoh perbatasan ini menilai Hery Wadu adalah figur muda, energik serta memiliki kepedulian sosial tinggi. Selain itu, rekam jejaknya dalam membangun NTT lewat pendidikan dan beasiswa.

“Kami mohon kepada kita semua, jangan termakan janji figur, mereka hanya pakai kami sebagai jembatan. Hanya mementingkan diri sendiri, kami tidak mau lagi ditipu,”kata Matildes Nipu, tokoh perempuan dari Atambua pada sejumlah wartawan, Sabtu (25/11/2017) di Kupang.

Dirinya berterima kasih kepada Hery Wadu yang telah membantu masyarakat dengan beasiswa pada perguruan tinggi Universitas Guna Darma Kupang. Kata dia, banyak masyarakat terbantu dan itu bukti nyata yang telah ditunjukkan oleh seorang calon gubernur.

“Bapak Hery jangan pernah mundur. Bapak Hery Jujur dan merakyat seperti Anok dan Jokowi,”katanya.

Ines Soares tokoh perempuan dari Mota’ain, mengatakan bahwa rekam jejak Hery Wadu sudah tidak diragukan lagi. Katanya, Hery sudah banyak memberikan bukti dan layak memimpin NTT. Sementara kandidat gubernur masih bicara ide dan janji.

“Saya mau figur muda, rekam jejak nyata. Bapak Hery memberikan beasiswa kepada anak – anak kami. Kami masyarakat kecil mau seperti bapak Hery, sebagai pemimpin NTT. Kami hanya mau bapak Hery karena kerja nyata dan jelas. Yang lain hanya berjanji dan tidak ada realisasi,”ujarnya.

Senada, Erlin tokoh perempuan dari Motamasin, berharap figur pemimpin NTT ke depannya adalah figur yang dapat memberikan keadilan seluruh rakyat NTT. Pembangunan harus merata dan tidak tebang pilih. Dia meyakini Hery Wadu dapat mewujudkan keinginan masyarakat perbatasan sehingga dirinya mendukung figur sudah memberikan bukti.

“Pembangunan belum merata di pinggiran NTT, pemberian beasiswa masih tebang pilih, perumahan juga belum merata. Masyarakat masih banyak kesulitan. Kami yakin bapak Hery layak. Bapak Hery sudah lebih banyak memberi dari pada menerima,”katanya.

Menurutnya, masyarakat perbatasan sangat menginginkan perubahan. Kat. Hanya perubahan yang membuat masyarakat berubah. Selama ini, kata dia, daerah perbatasan sering dianatirikan atau pembangunan belum disamakan pada segala aspek.

Calon gubernur NTT, Hery Wadu mengatakan awalnya dirinya tidak punya mimpi dan niat untuk maju menjadi calon gubernur. Namun dengan adanya dukungan masyarakat dirinya memberanikan diri untuk maju bertarung pada ajang lima tahunan ini.

“Saya menjadi PNS sudah 17 tahun. Saya melihat sistem yang ada menciptakan kondisi real kita seperti saat ini. Keinginan masyarakat yang begitu tinggi untuk mendorong saya maju. Saya siap membangun NTT dengan prinsip kebhinekaan. Bicarakan NTT sangat kompleks, sistem ini sudah mengakar,”katanya.

Dia berterima kasih kepada tokoh perempuan dari perbatasan yang mendorong dirinya maju menjadi gubernur. Katanya, Pembangunan prioritas di perbatasan adalah infrastruktur jalan dan jembatan. Apabila infrastruktur baik maka ekonomi masyarakat jalan dan bertumbuh.

“Infrastruktur jalan dan jembatan menjadi skala prioritas saya. Karena bendungan besar kan sudah ada. Ketika hasil pertanian jalan maka perlu transportasi yang baik. Bagaimana hasil bumi bisa terjual dengan harga terjangkau, perusahaan daerah akan kita kelola menjadi multi fungsi,”tambahnya.

Terkait calon wakil gubernur, Hery menyerahkan sepenuhnya kepada partai pengusung. Sementara untuk maju dari calon perorangan dirinya belum memikirkan. Sejauh ini, dirinya telah membangun komunikasi politik dengan mendaftar di PDIP, PKB, PKPI, dan pertai Demokrat serta beberapa partai lain. Sudah mengikuti test di tingkat pusat yang diselenggarakan partai masing – masing.

“Saat ini masih fokus ke partai termasuk figur lain juga tidak ada yang berani pilih jalur independen. Calon wakil, kita serahkan kepada partai, Saya tidak menutup diri. Dengan siapapun saya siap bekerjasama. Yang mengontrol kita itu sistem. Saya siap dengan siapapun, saya tidak patokan dengan calon gubernur atau wakil,”ungkapnya. (Pelipus Libu Heo)

Komentar Anda?

Related posts